JAKARTA – Laba bersih PT Indika Energy Tbk (INDY) pada 2018 anjlok 76,1% menjadi US$80,07 juta dibanding raihan 2017 sebesar US$335,42 juta. Padahal, pendapatan tercatat melonjak 169% menjadi US$2,96 miliar dibanding raihan 2017 sebesar US$1,1 miliar.

Penurunan laba bersih dipicu sejumlah faktor. Selain penurunan bagian laba bersih entitas asosiasi, peningkatan amortasi aset tidak berwujud dan perubahan nilai wajar utang kontinjensi juga ikut menekan raihan laba Indika. Serta tidak tercatatnya lagi keuntungan dari revaluasi yang pada 2017 mencapai US$384,21 juta.

Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit dan dirilis, Jumat (29/3), lonjakan pendapatan Indika berasal dari penjualan batu bara, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Jika pada 2017 pendapatan dari penjualan batu bara hanya US$432,27 juta, maka pada tahun lalu pendapatan melonjak menjadi US$2,23 miliar.

Selain penjualan batu bara, pendapatan dari kontrak dan jasa pertambangan juga meningkat dari US$666,49 juta menjadi US$713,76 juta. Tiga klien yang memberi kontribusi pendapatan terbesar di pos kontrak dan jasa adalah BP Berau Ltd, PT Freeport Indonesia dan PT Indonesia Pratama.(AT)