JAKARTA – Pemerintah menegaskan tariff adjusment yang akan diberlakukan kepada lima golongan pelanggan akan turut berdampak ke kuangan PLN maupun negara. Kebijakan tersebut juga diklaim sebagai salah satu cara untuk mengkoreksi penerima subsidi yang selama ini dinilai tidak tepat sasaran.

Rida Mulyana, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan tariff adjusment membuat sirkulasi keuangan PLN menjadi lebih baik karena nantinya otomatis PLN tidak perlu menunggu pembayaran kompenesasi yang selama ini dieksekusi oleh Kementerian Keuangan dan itu memang diakui membutuhkan waktu penyelesaiannya.

“Dari kinerja PLN tentu akan lebih baik dari sisi arus kas selama ini kan kompensasi ini kan disalurkan ke PLN melalui Kemenkeu sekarang itu langsung dari masyarakat ke PLN dengan sendirinya kinerja PLN-nya akan memberikan dampak meskipun hanya Rp3,1 triliun lumaya buat PLN,” ungkap Rida ditemui di Kementerian ESDM, Senin (13/6).

Pemerintah juga meminta PLN untuk secara aktif mendorong penggunaan bahan bakar alternatif menggantikan fosil khususnya minyak untuk pembangkit listriknya. Hal itu juga dinilai bisa memperbaiki Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik yang juga akan berdampak positif bagi keuangan PLN.

“Tarif itu berdasrakn biaya pokok pengadaan di dalamnya ada beberapa belanja kami yakin ini sudah melakukan beberapa langkah efisiensi tapi ada beberapa ruang untuk terus melakukan efisiensi sehingga kemudian bisa berubah BPP contohnya meningkatnya penjualan kedua melakukan konversi dari pembangkit diesel menjadi EBT, gas,” jelas Rida.

Sementara itu, Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menuturkan memang ada pengurangan pembyaran kompensasi dari pemerintah dari kebijakan tariff adjusment yang jumlahnya sebesar Rp3,1 triliun. Tapi hal itu tidak akan berdampak negatif bagi PLN.

“Memang sebesar Rp3,1 triliun pengurangan dari kompensasi yang saat ini langsung ditanggung oleh rumah tangga ekonomi lemah dalam hal ini dampak keuangan PLN hampir tidak ada tapi ini lebih dari bagaimana pemerintah mengelola agar bantuannya tepat sasaran bagi keluarga yang tidak mampu,” tegas Darmawan.

PLN sendiri sepanjang tahun 2021 lalu sukses mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13 triliun sepanjang 2021. Capaian laba ini naik signifikan dibandingkan perolehan laba bersih pada 2020 yang tercatat Rp5,95 triliun. (RI)