JAKARTA – Pemerintah terus menerus mendorong Shell yang menyatakan ingin angkat kaki dari proyek Masela untuk segera merampungkan proses divestasi sahamnya dari proyek gas tersebut.

Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan proyek Masela masih mandek karena sikap Shell yang keras tidak kunjung menuntaskan negosiasinya dengan calon pembeli hak partisipasi atau Participating Interest (PI) yakni Pertamina.

Inpex sebagai operator di Masela juga memiliki keterbatasan gerak ketika mitranya Shell saat ini tidak mau melanjutkan proyek.

“Misalnya isu pelepasan PI Shell menjadi salah satu faktor Inpex ini nggak bisa jalan, Kalau shell terlalu lama menahan dan tidak segera melaksanakan divestasi yang sudah dijanjikan sejak lama,” ujar Dwi di komplek parlemen, Rabu (24/5).

Menurut Dwi, waktu yang diberikan pemerintah seharusnya sudah lebih dari cukup untuk bisa membahas pelapasan PI dengan calon pembelinya.
“Sejak awal 2020 kan (bahas divestasi), sudah tiga tahunan, oleh karena itu Kita harus review apa yang bisa Kita ambil,” ungkap Dwi.

Dwi meminta para kontraktor di Masela bisa mematuhi berbagai kesepakatan yang telah disetujui bersama. Termasuk rencana pengembangan Masela. Menurutnya hal itu tidak termasuk dengan rencana hengkangnya Shell ditengah jalan saat rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sudah terlebih dulu disetujui.

“Pemerintah mengharapkan agar proyek ini bisa segera berjalan, Kalau pemegang PI tidak melaksanakan PoD yang sudah di approve tentu government mengambil langkah-langkah supaya apa saja hal-hal yang menjadi pending, diharapkan kontraktor dan pemegang PI bertanggung jawab atas PoD yang disetujui bersama. Divestasi Shell Ini (bikin mandek),” jelas Dwi. (RI)