JAKARTA – Pemerintah akan melelang empat ruas jaringan transmisi listrik yang masuk dalam rencana pembangunan transmisi 2021-2027 dengan total nilai investasi mencapai US$ 3,1 miliar. Djoko Siswanto, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), mengungkapkan PT PLN (Persero) sudah memiliki banyak beban keuangan, untuk itu empat ruas transmisi dilelang guna mengurangi beban keuangan perusahaan.

Melalui lelang tersebut, pemerintah menargetkan interkoneksi jaringan listrik di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan dapat terealisasi di 2024. “Karena PLN sudah banyak utang, kita bisa memanfaatkan perusahaan swasta untuk membangun transmisi. Jadi akan dilelang beberapa transmisi,” kata Djoko dalam diskusi virtual, Kamis (17/12).

Hingga 2027, total ada 17 ruas transmisi listrik yang ditargetkan bisa terbangun dengan total kebutuhan dana investasi mencapai US$10,8 miliar. Dengan besarnya kebutuhan investasi tersebut, beberapa ruas jaringan transmisi listrik akan dilelang.

Dalam data DEN, empat ruas transmisi yang akan ditawarkan ke perusahaan swasta, yakni Transmisi Medan Barat-Pangkalan Susu-Arun-Sigli sepanjang 862 kilometer sirkuit (kms). Kemudian ada ruas Perawang-Rantau Prapat-Galang 1.000 kms. Interkoneksi Sumatera-Jawa 504 kms,dan Wot-Bungku-Andowia-Kendari 715 kms. Nilai investasi empat ruas transmisi ini diperkirakan mencapai US$3,1 miliar.

“Pada tahap awal, kami hanya lelang empat ruas, tetapi kemudian rencananya semua dilelang agar perusahaan swasta, BUMN yang punya uang bisa partisipasi membiayai. Kalau sudah ekonomis, akan kembali investasinya,” ungkap Djoko.

Sementara itu 12 ruas transmisi listrik masih akan dibangun PLN, masuk menjadi proyek prioritas dan terbagi dalam dua interkoneksi dengan total kebutuhan dana investasi sebesar US$3,6 miliar.

Interkoneksi pertama adalah Sumatera dan Jawa-Madura-Bali mencakup transmisi 150 kilovolt (kV) di Sumatera-Bangka (2021), Sumatera-Bengkalis (2023), dan Sumatera-Selat Panjang-Tanjung Balai Karimun (2023), serta transmisi 500 kV dikoridor utara Jawa (2021) dan Jawa-Bali (2024).

Selanjutnya, interkoneksi Kalimantan-Sulawesi, Maluku, dan Papua terdiri dari 7 ruastransmisi listrik. Rincinya, transmisi 150 kV di Muna-Buton (2022), KalimantanBarat-Kalimantan Selatan Tengah Timur (2023), dan Sulawesi Tengah-Gorontalo(2023), transmisi 150 kV dan 70 kV di Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua dan Papua Barat, dan transmisi 500 kV di Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (2027). Lalu ada transmisi Nusa Tenggara-Paiton sepanjang 923 kms dengan kebutuhan investasi mencapai US$ 4,1 miliar.

Djoko menuturkan PLN juga akan mengerjakan tujuh proyek jaringan listrik pintar (smartgrid) diantaranya smart grid di Cawang, Jakarta, Jawa Control Center (JCC)Gandul, P2B, dan Depok, Cirata Hydro Electric Power Plant (HEPP) Smart ControlProject, serta Regional Control Center (RCC) di CIgareleng di Jawa Barat,Ungaran di Jawa Tengah, Waru di Jawa Timur, dan Bali.

Menurut Djoko, pembangunan infrastruktur berupa transmisi dan smartgrid harus terealisasi. Pasalnya, salah satu tantangan untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional adalah infrastruktur kelistrikan yang masih belum terintegrasi. “Solusinya yakni membangun transmisi dan distribusi listrik nasional,” kata Djoko.(RI)