JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan telah berkoordinasi dengan PT PLN (Persero) agar melakukan negosiasi dengan para Independent Power Producer (IPP) untuk merubah atau memundurkan target penyelesaian proyek pembangkit listrik yang termasuk dalam proyek 35 ribu megawatt (MW) lantaran terjadinya pandemi Covid-19 memangkas permintaan listrik nasional sehingga membuat kondisi daya listrik kelebihan atau over supply.

Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan proyek 35 ribu MW sedianya ditargetkan selesai pada 2028. Namun dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang tengah disusun, beberapa proyek pembangkit listrik dalam Proyek 35 Ribu MW terpaksa dimundurkan penyelesaiannya menjadi 2030.

“PLN melakukan negosiasi ulang dengan IPP terkait proyek-proyek pembangkit yang berpotensi dapat dimundurkan tahun COD untuk mengantisipasi over supply ketika pembangkit tersebut masuk,” kata Rida di Jakarta, Selasa (26/1).

Menurut Rida, dampak pandemi Covid-19 menyebabkan proyeksi kebutuhan listrik dihitung ulang. Dari hasil perhitungan sementara, terjadi penurunan proyeksi pertumbuhan listrik terhadap proyeksi sebelumnya, sehingga penyelesaian (COD) pembangkit harus disesuaikan dengan demand tersebut. “Penyesuaian ini termasuk penyesuaian target COD proyek pembangkit Program 35 ribu MW,” tukas dia.

Rida menambahkan, proyek-proyek pembangkit yang tertunda hingga 2030 itu sebagian besar merupakan proyek PT PLN (Persero). “Ada juga IPP yang digeser, tetapi memang tidak semua IPP berkenan dimundurkan (jadwal operasinya),” ujar Rida.

Pandemi Covid-19 menyebabkan pembangunan proyek-proyek pembangkit listrik memang terkendala. Pasalnya, pembatasan mobilitas sebagai upaya pencegahan meluasnya pandemi, membuat aktivitas di lapangan harus dikurangi. Tak hanya itu, pembangunan pembangkit juga melibatkan tenaga asing.

Dalam data Kementerian ESDM pembangkit listrik yang sudah beroperasi sebanyak 233 unit dengan total kapasitas 9.734 MW per November 2020 lalu. Capaian ini naik sebesar 2.818 MW dibandingkan dengan realisasi di akhir 2019 yang sebesar 6.916 MW. “Capaian tersebut didominasi penyelesaian PLTGU Muara Karang GT 341,3 MW, PLTU Kaltim Unit 100 MW, PLTU Kaltim 4 2×100 MW, PLTU Bengkulu 100 MW, PLTGU Grati Add-On Block 195,3 MW, dan PLTU Jawa 7 Unit 2 1.050 MW.

Selanjutnya, proyek pembangkit listrik yang telah memasuki tahap konstruksi tercatat sebanyak 91 unit dengan total kapasitas 17.853 MW. Proyek yang tengah bergulir pembangunannya ini mencapai 50% dari total target kapasitas Proyek 35 Ribu MW. Sementara proyek yang sudah memiliki kontrak namun belum mulai konstruksi sebanyak 45 unit dengan total kapasitas 6.528 MW.

Proyek pembangkit yang telah kontrak atau PPA (power purchase agreement/perjanjian jual beli listrik) namun belum konstruksi, saat ini dalam proses pemenuhan persyaratan pendanaan.

Sisanya, sebanyak 25 unit pembangkit berkapasitas total 839 MW masih dalam tahap pengadaan dan 29 unit dengan kapasitas seluruhnya 724 MW masih dalam perencanaan. Seluruh proyek pembangkit listrik yang masih dalam tahap pengadaan dan perencanaan ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PLN.

Dalam Proyek 35 Ribu MW akan dibangun pembangkit listrik sebanyak 423 unit. Proyek yang digarap oleh IPP sebanyak 205 pembangkit listrik dengan total kapasitas 26,75 ribu MW atau mencapai 75% dari total target. Selanjutnya, PLN mengerjakan pembangunan 218 pembangkit listrik berkapasitas total 8,93 ribu MW.(RI)