JAKARTA – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan beberapa cara untuk mengurangi impor Liquified Petroleum Gas (LPG), dengan tetap menerapkan diversifikasi energi.

Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM mengatakan, perlu dilakukan koordinasi untuk menetapkan energi pengganti LPG bagi setiap wilayah, sehingga program untuk mengurangi impor LPG berjalan dengan baik.

“Jangan sampai bertumpuk-tumpuk, jadi yang diganti oleh listrik jangan diganti juga oleh gas bumi,” kata Tutuka di Jakarta (21/6).

Menurut dia, beberapa cara bisa ditempuh untuk kurangi impor LPG. Misalnya wilayah yang memiliki sumber gas atau dekat dengan sumber gas bisa mengganti LPG dengan gas bumi sebagai energi. Sedangkan untuk wilayah yang tidak terdapat sumber gas bisa dengan menggunakan kompor listrik.

“Kan ada sumber gas, ya kita pakai gas. kalau nggak ada sumber gas di kota-kota yang tidak ada sumber gas ya kita pake listrik,” ungkap Tutuka.

Menurut dia, gas bumi adalah energi yang bisa digunakan untuk apa saja serta harganya juga bersaing dengan komoditas lain bahkan bisa lebih murah. Dengan dimanfaatkanya sumber gas yang ada didalam negeri maka akan memperkuat kemandirian energi.

“Dari banyaknya pemakaian gas itu lebih murah untuk mengahsilkan sesuatu, produktifitasnya naik, efisiensi naik, akan nambah. kalau kita pakai gas dan gambaran potensi yang banyak, estimasi kita 30 tahun masih bisa, ” jelas Tutuka.