JAKARTA – PT PLN (Persero) mencatatkan kinerja keuangan positif hingga kuartal III tahun ini. Dalam laporan unaudited, laba bersih PLN tercatat mencapai Rp15,93 triliun hinggal September tahun 2022. Realisasi tersebut mengalami kenaikan sebesar 28,62% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp12,38 triliun.

Realisasi laba bersih perusahaan seterum plat merah tersebut bisa dicapai seiring dengan adanya kenaikan pendapatan perusahaan yang tercatat sebesar Rp325,12 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut mengalami kenaikan 20,47% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp269,87 triliun.

Pendapatan perusahaan didominasi dari penjualan tenaga listrik yang tembus Rp231,04 triliun atau naik 8,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp212,82 triliun. Disusul pendapatan dari kompensasi sebesar Rp46,367 triliun atau naik 186,54% dari sebelumnyaRp16,18 triliun.

Kemudian, pendapatan yang berasal dari subsidi listrik pemerintah yang tembus Rp42,14 triliun atau naik 12,70% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp37,39 triliun.

Lalu, pendapatan penyambungan pelanggan baru sebesar Rp606,93 miliar. Realisasi penyambungan daya listrik tersebut 80,60% dari realisasi para periode yang sama di tahun lalu yakni Rp336,05 miliar dan lain-lain naik menjadi Rp4,96 triliun dari yang sebelumnya Rp 3,14 triliun.

Di sisi lain, jumlah beban usaha PLN meningkat 16,67% dari Rp 237,36 triliun menjadi Rp 276,95 triliun.

Beban usaha paling besar berasal dari bahan bakar dan pelumas yang naik dari Rp 86,14 triliun menjadi Rp 108,22 triliun, lalu beban usaha pembelian tenaga listrik juga mengalami kenaikan dari Rp 76,86 triliun menjadi Rp 94,22 triliun dan penyusutan aset tetap dari Rp 28,40 triliun menjadi Rp 30,38 triliun.

Sementara, jumlah liabilitas atau utang PLN turun dari Rp 631,60 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp 627,05 triliun pada September 2022. Angka ini terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp 481,5 triliun dan jangka pendek sebesar Rp 145,55 triliun.

Aset PLN tercatat alami kenaikan tipis dari Rp 1.613 triliun pada akhir tahun lalu menjadi 1.624 triliun per akhir September 2022. (RI)