JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan rencana pengadaan jaringan transmisi listrik oleh swasta tidak akan menghilangkan posisi PT PLN (Persero) dan negara dalam penyediaam listrik bagi masyarakat. Rencana lelang pembangunan jaringan transmisi listrik bertujuan untuk mempercepat ketersediaan jaringan transmisi yang handal tanpa harus membebani PLN yang sudah memiliki banyak tugas dan memiliki keterbatasan dana.

Rida Mulyana, Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, mengatakan masuknya swasta dalam pembangunan jaringan transmisi bukanlah pelanggaran undang-undang. PLN tetap memegang kendali atau sehagai operator yang menyalurkan listrik ke masyarakat.

“Itu opsi dalam rangka untuk mempercepat. Kami tahu keuangan PLN terbatas. sementara kebutuhan transmisi banyak, maka kemudian diusulkan. Tolong dicatat, operatorship-nya tetap di PLN,” kata Rida saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Rida menuturkan pengadaan jaringan oleh swasta nanti sama saja seperti pembangunan pembangkit listrik ataupun pembangunan infrastruktur gas. Jadi PLN hanya tinggal membayar sewa penggunaan jaringan transmisi tersebut kepada badan usaha.

“Kalau selama ini kan ada kontraktor EPC, namanya itu PLN. Sekarang yang bangun bukan PLN, tapi yang mengoperasikan tetap PLN. Beda loh, jadi saya seolah-olah punya mobil disewain, jadi saya sewain ke PLN, yang kemudikan mobil itu PLN,” ungkap Rida.

Dia menegaskan sudah banyak badan usaha yang menyambangi pemerintah untuk berdiskusi dan melihat peluang membangun jaringan transmisi listrik. Hanya saja saat ini pemerintah masih memfinalisasi Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru. Dalam RUPTL terbaru itu juga akan tercantum perlu tidaknya melibatkan swasta, jika sudah disepakati dengan PLN akan dicantumkan juga wilayah mana saja yang akan dibangun transmisi dengan mekanisme lelang.

“Tunggu RUPTL dulu. Sudah banyak yang kesini (badan usaha), tanya pak kapan saya dibolehkan membangun (transmisi). kenapa nggak?, Dulu ya pembangkit kan yang mau bangun cuma PLN, belakangan ada IPP. Mereka operator, sekarang transmisi dibuka juga, tapi operatorship di PLN,” kata Rida.

Dalam data Dewan Energi Nasional (DEN), ada empat ruas jaringan transmisi listrik yang masuk dalam rencana pembangunan transmisi 2021-2027 dengan total nilai investasi mencapai US$ 3,1 miliar. Adapun empat ruas transmisi tersebut diantaranya transmisi Medan Barat-Pangkalan Susu-Arun-Sigli sepanjang 862 kilometer sirkuit (kms). Kemudian ada ruas Perawang-Rantau Prapat-Galang 1.000 kms. Interkoneksi Sumatera-Jawa 504 kms, dan Wot-Bungku-Andowia-Kendari 715 kms.

Hingga 2027, selain empat ruas yang akan dilelamg ada 13 ruas lainnya yang akan dibangun sehimgga total ada 17 ruas transmisi listrik yang ditargetkan bisa terbangun dengan total kebutuhan dana investasi mencapai US$10,8 miliar.

Interkoneksi pertama adalah Sumatera dan Jawa-Madura-Bali mencakup transmisi 150 kilovolt (kV) di Sumatera-Bangka (2021), Sumatera-Bengkalis (2023), dan Sumatera-Selat Panjang-Tanjung Balai Karimun (2023), serta transmisi 500 kV dikoridor utara Jawa (2021) dan Jawa-Bali (2024).

Selanjutnya, interkoneksi Kalimantan-Sulawesi, Maluku, dan Papua terdiri dari 7 ruastransmisi listrik. Rincinya, transmisi 150 kV di Muna-Buton (2022), KalimantanBarat-Kalimantan Selatan Tengah Timur (2023), dan Sulawesi Tengah-Gorontalo(2023), transmisi 150 kV dan 70 kV di Nusa Tenggara, Maluku dan Maluku Utara, serta Papua dan Papua Barat, dan transmisi 500 kV di Kalimantan Timur-Kalimantan Utara (2027). Lalu ada transmisi Nusa Tenggara-Paiton sepanjang 923 kms dengan kebutuhan investasi mencapai US$ 4,1 miliar.(RI)