JAKARTA – Sejumlah proyek PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA), emiten yang bergerak di sektor energi baru dan terbarukan (EBT), akan mengalami penundaan seiring terjadinya pandemi virus Corona atau Covid-19.

Christin Soewito, Sekretaris Perusahaan Terregra, mengatakan perusahaan berupaya mengikuti arahan pemerintah dalam menangani masalah pandemi Covid-19.

“Dengan adanya pandemi proyek akan terkendala penyelesaiannya, akan mundur karena mengikuti semua arahan pemerintah. Khususnya proyek hydro PT Berkah Alam Lestari (PLTMH 10MW),” kata Christin kepada Dunia Energi, baru-baru ini.

Christin menambahkan, penundaan proyek EBT tentunya akan berdampak pada sisi pembiayaan. Meski demikian, Terregra tetap mempelajari stimulus kebijakan ekonomi yang bisa didapatkan untuk perusahaan.

Terregra Asia Energy sebelumnya menargetkan pengoperasian (commercial operation date/COD) pembangkit listrik tenaga mikro midro (PLTMH) Batang Toru 4 pada 2020. PLTMH Batang Toru 4 berlokasi di Sumatera Utara, memiliki kapasitas 10 megawatt (MW). PLTMH Batang Toru 4 telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) jual beli listrik dengan PT PLN (Persero). Proyek PLTMH menelan investasi sebesar US$2 – 2,5 just per MW. Sementara, proyek PLTMH lainnya, yakni Batang Toru 3 berkapasitas 10 MW ditargetkan COD pada 2019.

Terregra Asia Enegy mulai beroperasi pada 1996, berfokus pada jasa teknis dan pemasok suku cadang pembangkit listrik untuk PLN. Sejak 2010 Terregra mulai melakukan tahapan untuk menjadi Independent Power Producer (IPP) yang mengkhususkan EBT.

Sebagai holding company, perseroan memiliki dua anak usaha yakni PT Terregra Hydro Power (THP) yang membidangi pembangkit listrik tenaga air serta (PLTA), serta PT Terregra Solar Power (TSP) di bidang pembangkit listrik tenaga surya. Keseluruhan aktivitas Terregra Asia Energy saat ini berada di pulau Sumatera dan Indonesia Bagian Timur, terdiri dari 11 proyek PLTA dan PLTMH dengan target total kapasitas terpasang 492 MW.
Terregra  tercatat telah mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Mei 2017.

“Hampir semua (proyek) akan mundur, karena dampak Corona ini dan pasti akan berdampak ke pembiayaan proyek yang akan terkendala. Saya belum dapat memberikan informasi lebih detail karena kami juga masih mempelajari stimulus kebijakan ekonomi yang bisa kami dapatkan untuk perusahaan,” tandas Christin.(RA)