JAKARTA – PT PAL Indonesia (Persero), badan usaha milik negara yang bergerak di sektor Industri galangan kapal, telah memasuki tahapan first steel cutting untuk proyek pembangunan Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) di Bengkel Khusus Lambung, Divisi Kapal Niaga, Surabaya, Jawa Timur. Proyek Dual Fuel BMPP merupakan pesanan dari PT Indonesia Power, anak usaha PT PLN (Persero), dengan kontrak pengadaan Nomor 328.PC/061/IP/2019 yang telah ditandatangani pada 30 September 2019 dan efektif pada 23 Oktober 2019.

Sutrisno, Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan Perbaikan PAL Indonesia, mengatakan proyek BMPP tersebut memiliki kapasitas total 150 megawatt (MW).

“Dua unit Dual Fuel BMPP 60 MW akan ditempatkan di Kolaka, Sulawesi Tenggara, dan 1 unit Dual Fuel BMPP 30 MW yang akan ditempatkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Total nilai proyek Rp 2,6 triliun,” kata Sutrisno, kepada Dunia Energi, Jumat (28/2).

Sutrisno menjelaskan, proyek yang merupakan bagian dari Program Elektrifikasi Nasional 35.000 MW yang menjadi salah satu Program Kerja Presiden Joko Widodo ini direncanakan commissioning at site pada Januari 2021.

Dual Fuel BMPP 60MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF. Sementara Dual Fuel BMPP 30 MW memiliki memiliki panjang 54 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 3 x Dual Fuel Engine 20V34DF.

Dual Fuel BMPP memiliki dimensi yang compact dan sarat barge rendah yang cocok untuk daerah terpencil. BMPP ini juga memiliki keunggulan fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, dapat dioperasikan dengan mode BBM atau diesel atau mode gas tanpa perlu mematikan pembangkit dan tanpa kedip. Memiliki Heat Rate dan Spesific Fuel Consumption (SFC) yang sangat efisien serta mampu dioperasikan secara terus-menerus tanpa docking repair selama 20 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan atau mengganti pembangkit terapung di beberapa wilayah Indonesia.

Penempatan Dual Fuel BMPP di wilayah Indonesia Timur selain menjadi program nasional juga Karena daerah tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi serta secara geografis berdekatan dengan wilayah berpotensi rawan bencana.

“BMPP mampu mengatasi masalah listrik di daerah terpencil utamanya pada saat terjadi bencana karena BMPP tersebut dapat dipindah dengan cepat,” tandas Sutrisno. (RA)