JAKARTA – PT PLN (Persero) jadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling disorot lantaran memiliki utang yang tidak sedikit. Dalam laporan terakhir tercatat utang perusahaan setrum plat merah itu tembus Rp500 triliun. Bukan angka yang sedikit apalagi setiap tahunnya PLN mendapatkan suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN). Belum lagi dengan harga bahan baku utama listrik yakni batu bara yang ditahan diangka US$70 per ton.

Namun demikian pemerintah sebagai pemegang saham PLN menegaskan berangsur-angsur PLN telah memangkas utangnya. Bahkan dalam kurun waktu satu terakhir utangnya berhasil dipangkas cukup signifikan.

Erick Thohir, Menteri BUMN, mengungkapkan hingga kini tercatat utang PLN tersisa Rp406 triliun.

“Dulu PLN , utangnya Rp500 triliun, kita potong capex 50% saya tantang, terjadi (terealisasi) 30%, utang sekarang di Rp406 triliun ada percepatan sampe Rp90 triliun lebih,” kata Erick awal pekan ini di Jakarta.

Menurut dia salah satu kunci utama percepatan penyelesaian utang PLN adalah efisiensi ekstra yang dilakukan di seluruh lini bisnis. Ini kata Erick akan terus dilakukan. “Makanya efisiensi dulu tidak business as usual,” tegas Erick. (RI)