JAKARTA – Pembangunan proyek jaringan transmisi 275 KV oleh PT PLN (Persero) yang dikenal sebagai tol listrik ditargetkan rampung tahun ini. Proyek pembangunan jaringan tegangan ektra tinggi tersebut molor dari target awal, yakni selesai pada 2018.

Dwi Suryo Abdullah, Vice Preisdent Public Relation PLN, mengatakan di Indonesia baru Pulau Jawa yang tersambung jaringan transmisi tegangan tinggi. Kini dengan makin besarnya kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, tol listrik menjadi suatu keharusan. Jika di Jawa sudah ada 500 KV,  di Sumatera baru memiliki jaringan transmisi 150 KV dari Sumatera Utara hingga Aceh. Kemudian hingga Sumatera Barat.

“150 kV juga dari Lampung-Jambi. Dan secara bertahap yang dimungkinkan tahun ini Sumatera Selatan hingga Sumatera Utara panjangnya 2.900 km. Itu dari Lahat – Sarulla. Hampir selesai tahun ini,” kata Dwi, Kamis (11/4).

Saat ini sistem kelistrikan di Sumatera belum terintegrasi, karena masih terpisah. Ada sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng), dan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).

Data PLN menunjukkan kemampuan produksi listrik di Sumatera bagian utara tidak sebaik di Sumatera bagian tengah ataupun bagian selatan. Dengan adanya tol listrik nanti diharapkan ada efisiensi dalam pendistribusian listrik di wilayah Sumatera bagian utara.

Efisiensi tersebut dibutuhkan PLN. Pasalnya, selama ini listrik yang dihasilkan di Sumatera bagian selatan lebih besar. Padahal kebutuhan listrik justru banyak di bagian utara karena terdapat kawasan industri. Kehadiran jaringan 275 KV maka listrik dari Sumatera bagian selatan bisa didistribusikan ke bagian utara.

Penurunan biaya pokok produksi (BPP) juga menjadi dampak jika transmisi 275 KV selesai dibangun. Selama ini kebutuhan listrik di Sumatera bagian utara banyak didominasi pembangkit bertenaga diesel, otomatis membutuhkan biaya besar sehingga berdampak terhadap biaya pokok produksi (BPP) yang tinggi.

Sumatera menjadi prioritas penyediaan fasilitas pendukung distribusi listrik karena pertumbuhan konsumsinya terbilang cukup besar dibandingkan pulau lainnya. “Mengingat kebutuhan listrik di Sumatera cukup pesat. Pertumbuhan listrik 5% – 6% perlu dibangun (tol listrik). Supaya energi yang ada bisa berpindah dari selatan ke utara,” kata Dwi.(RI)