JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara bertahap beralih ke kendaraan berbasis listrik untuk opersional pertambangan sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk melakukan dekarbonisasi,

“Upaya ini juga untuk mendukung target Net Zero Emission pada 2060 yang dicanangkan oleh pemerintah. Sejalan dengan visi PTBA untuk menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan,” kata Arsal Ismail, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, (19/7).

Lebih lanjut, PTBA kata Arsal telah menggunakan tujuh Shovel Electric dan 40 Haul Dump (HD) Hybrid untuk operasional pertambangan yang rata-rata mengurangi emisi sebesar 17 ribu tCO2e per tahun.

“Dari sisi biaya, kendaraan listrik juga lebih efisien dibanding kendaraan berbahan bakar minyak. Rata-rata Shovel Electric 30% lebih hemat. Sedangkan HD Hybrid 70% lebih hemat biaya operasional,” jelas Arsal.

Penggunaan kendaraan listrik akan terus ditingkatkan. Di tahun ini, PTBA berencana mengoperasikan 15 bus listrik. Penggunaan Light Vehicle (LV) electric juga sedang dikaji.

Tak hanya penggunaan kendaraan listrik untuk operasional tambang, PTBA saat ini memiliki berbagai program lain untuk menekan emisi karbon, antara lain, mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco-Mechanized Mining (e-MM).

Kemudian melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang, dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara; dan mengganti bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian BPO-Halon 1211 pada Alat Pemadam Api Ringan (APAR). (RI)