MINAHASA – PT Pertamina Geothermal Energy, anak usaha PT Pertamina (Persero) pengelola panas bumi berencana mulai melakukan proses awal pengembangan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong unit 7 dan 8 pada tahun ini.

Apriyansah Toni, Manager Planning & Engineering PGE Area Lahendong,  mengatakan untuk tahap awal, pengembangan akan dilakukan dengan  pengeboran eksplorasi. “Rencananya kami akan mulai pengeboran satu sumur awal eksplorasi. Juni nanti mulai bor,” kata Toni di area PLTP Lahendong unit 5 dan 6, Jumat (13/3).

Toni mengatakan untuk rencana awal ekspansi PLTP Lahendong akan memiliki kapasitas sebesar 2×20 Megawatt (MW) atau sama seperti pendahulunya yakni unit 5 dan 6. Selain itu, untuk unit 7 dan 8 juga rencananya Pertamina akan membangun pembangkit listrik sehingga yang akan dijual listriknya kepada PLN tidak seperti PLTP 1-4 yang hanya memproduksi uap.

Selain itu, PGE terlebih dulu harus menyelesaikan pembahasan terkait harga jual listriknya dan kebutuhan listrik.

“Tapi nanti tergantung dari rencana kebutuhan listrik dari PLN juga. Jadi belum dipastikan semuanya, sekarang fokus pastikan cadanganan dulu, berapa yang tersedia untuk diproduksi,” ungkap Toni.

Untuk melakukan pengeboran eksplorasi PGE akan menyiapkan dana mencapai US$7,5 juta.

Jika PLTP unit 7 dan 8 terealisasi nanti maka kontribusi panas bumi dari PGE terhadap tenaga listrik jaringan Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) akan bertambah. Saat ini kontribusi PGE area Lahendong sudah diatas 20%.

Salvius Patangke, General Manager PGE Area Lahendong, mengatakan total sistem Sulutgo saat ini sekitar 562 MW. “Per Februari 2020, sumbangsih PGE sekitar 21,33% atau setara 120 MW,” ujar Salvius.

PLTP Lahendong unit 1 hingga Unit 4 memiliki total 39 sumur dengan rincian 14 sumur produksi, 6 sumur reinjeksi dan 19 sumur monitor. Sementara PLTP Unit 5 dan Unit 6 memiliki 14 sumur dengan rincian 5 sumur produksi, 4 sumur reinjeksi dan 5 sumur monitor.

Salvius menuturkan, PLTP Lahendong dimulai dengan beroperasi PLTP Unit 1 sejak tahun 2001 dan terus bertambah hingga akhirnya kini terdiri dari enam unit. Sementara itu, Unit 5 dan Unit 6 dimiliki dan dioperasikan oleh Pertamina.

“Unit 1 sampai unit 4 dimiliki dan dioperasikan oleh PLN, Pertamina berkwajiban memenuhi pasokan uap untuk pembangkitan berkapasitas 4X20 MW,” kata Salvius.(RI)