JAKARTA – Mizuho dikabarkan akan memberhentikan penyaluran kredit untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru. Mizuho juga akan memangkas saldo kredit sebesar 300 miliar yen atau setara US$2,8 miliar untuk proyek PLTU pada 2030 dan akan berhenti membiayai secara total pada 2050. Langkah Mizuho, juga diikuti Sumitomo Mitsui Financial Group Inc (SMFG) Jepang yang menyatakan tidak akan lagi memberikan pinjaman kepada PLTU baru mulai 1 Mei 2020.

“Ketika program transisi energi diluncurkan tahun lalu, beberapa bank sudah mulai membuat kebijakan untuk menghentikan pembiayaan pada proyek PLTU. Sebut saja, Standard Chartered Bank yang sudah mencangkan penghentian pemberian pendaanan mulai 2020. Dan sekarang disusul oleh bank-bank besar Jepang mulai Mei 2020 juga menghentikan pembiayaan proyek PLTU,” kata Surya Darma, Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), kepada Dunia Energi, Selasa (21/4).

Surya mengatakan di beberapa negara, sebelum pandemi Covid-19 merebak sudah secara konsisten mengurangi secara perlahan penggunaan listrik dari PLTU. Bahkan, beberapa PLTU yang sudah berumur diatas 20 tahun, terutama yang berskala kecil sudah di phase out, seperti di China, termasuk di India. Jerman juga sudah lama melakukan hal ini bersama beberapa negara di Eropa.

Bank-bank Jepang adalah satu di antara sedikit pemberi pinjaman utama yang masih mendukung proyek-proyek batu bara, meskipun di saat bersamaan bank-bank lain di seluruh dunia telah mengurangi pembiayaan mereka terhadap batu bara.

Tiga bank utama di Jepang, yakni SMFG, Mizuho, ​​dan Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), adalah termasuk di antara lima pemberi pinjaman terbesar di dunia untuk PLTU dan pertambangan selama lima tahun terakhir, menurut data Refinitiv SDC Platinum. Perubahan kebijakan tersebut terjadi ketika perusahaan sektor pembiayaan menghadapi tekanan dari aktivis dan kelompok lingkungan untuk membantu mengatasi perubahan iklim yang banyak disumbang oleh PLTU.

“Karena itu, bisa dipahami kalau sekarang bank-bank Jepang mulai tegas menutup peluang pendanaan proyek PLTU yang baru mulai 1 Mei 2020,” tandas Surya.(RA)