JAKARTA – Mitsubishi Power, Ltd., anak perusahaan Mitsubishi Heavy Industries (MHI) Group, telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Puslitbang) PT PLN (Persero), PT Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali, dan Institut Teknologi Bandung (ITB). MoU berisi perumusan bersama usulan kebijakan untuk mendorong penerapan metode co-firing dengan menggunakan biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia.

Ken Kawai, Presiden dan CEO Mitsubishi Power, mengatakan selama lebih dari 50 tahun, Mitsubishi Power telah berkontribusi pada lanskap energi Indonesia dengan menyediakan sekitar 18 Gigawatt (GW) sistem pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga gas dengan turbin ganda (PLTGU), pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dan PLTU batu bara yang sangat efisien.

“Kolaborasi kami dengan PLN Group dan ITB menegaskan keinginan kami untuk senantiasa mendukung pembangunan Indonesia. Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk merumuskan suatu usulan kebijakan yang akan memenuhi kebutuhan energi negara baik dalam keberlanjutan lingkungan dan juga efisiensi ekonomi,” ungkap Ken, Kamis (15/10).

Melalui MoU yang baru ditandatangani Mitsubishi Power akan mendorong penggunaan sumber energi yang rendah karbon dan bebas karbon dengan menyediakan teknologi masa depan dalam bidang pembangkit listrik ramah lingkungan. Hal ini merupakan cara Mitsubishi Power untuk berkontribusi pada stabilisasi pasokan listrik dan perlindungan lingkungan di Indonesia.

Nantinya, tim yang merupakan kolaborasi dari pelaku industri dan akademisi akan melakukan berbagai penelitian yang meliputi pemilihan bahan bakar biomassa yang sesuai, evaluasi atas pembakarannya, dan juga penelitian atas rencana modifikasi peralatan, dalam upaya untuk memanfaatkan sumber daya biomassa Indonesia yang melimpah secara efektif.

Evaluasi dari sisi ekonomi akan dilakukan berkerja sama dengan PLN Group yang mengoperasikan sejumlah besar pembangkit listrik termal (PLTU) dalam negeri.

Setelah penandatanganan MoU, fokus berikutnya adalah merancang roadmap untuk mendorong penggunaan metode co-firing menggunakan biomassa di Indonesia, termasuk di dalamnya pemilihan bahan bakar biomassa yang paling optimal dan pemilihan PLTU sebagai fasilitas percontohan dari antara berbagai PLTU yang dioperasikan oleh PLN Group. Hal ini akan didasarkan pada hasil uji kelayakan teknis yang dilakukan Mitsubishi Power di Jepang bersama dengan analisis kebijakan dan riset pasar yang dipimpin oleh ITB di Indonesia.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan kebijakan energi yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dengan meningkatkan penggunaan campuran energi terbarukan hingga 23% pada  2025, dan penurunan emisi CO2 sebesar 29% pada tahun 2030 melalui konversi energi dengan asumsi pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

Selain dengan memperluas penerapan energi terbarukan angin, surya dan panas bumi, sumber daya lain yang berperan penting dalam pencapaian tujuan kebijakan pemerintah ini adalah penggunaan bahan bakar biomassa di berbagai PLTU batu bara yang ada, kerja sama yang baru ditandatangani ini bertujuan untuk mendukung inisiatif tersebut.

Rencana tersebut membutuhkan disusunnya suatu usulan kebijakan yang di dalamnya akan mencakup persyaratan teknis dan penyusunan kerangka kerja dari sisi hukum dan ekonomi yang relevan. Usulan kebijakan ini ditargetkan untuk selesai pada bulan September 2021, dan akan diteruskan dengan kerja sama untuk mendorong penerapan metode co-firing menggunakan biomassa di Indonesia dan realisasi proyek percontohan.

“Dengan bekerjasama dan berkoordinasi serta menerapkan keunggulan para pihak berdasarkan pertimbangan ekonomi setiap pihak, maka PLN Puslitbang, Undonesia Power, PT Pembangkitan Jawa Bali, ITB dan Mitsubishi Power akan berhasil memberikan dukungan pada kondisi energi Indonesia melalui penggunaan energi terbarukan,” tandas Iswan Prahastono, Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan PLN.(RA)