SINGAPURA – Mitsubishi Heavy Industries, Ltd (MHI) dan Produsen listrik Thailand Electricity Generating Authority of Thailand (EGAT) menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kemitraan untuk mempelajari dan bertukar informasi yang berkaitan dengan pembangkit listrik bersih, hidrogen, penangkapan karbon, pemanfaatan dan penyimpanan ( CCUS) untuk mendukung tujuan negara mencapai netralitas karbon pada tahun 2050. Rencananya kemitraan akan berlangsung selama tiga tahun ke depan, MHI, bersama dengan Mitsubishi Power, merek solusi dayanya, akan bertukar pengalaman dan informasi tentang area tertentu dengan EGAT.
Kemitraan juga melibatkan pertukaran insinyur untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan teknis dalam memajukan pembangkit listrik yang lebih bersih di Thailand.

Ryo Takubo, Presiden dan Managing Director Mitsubishi Heavy Industries (Thailand), mengungkapkan keyakinannya dalam kemitraan ini.
“Grup MHI telah memainkan peran penting dalam kisah pertumbuhan energi yang dinamis di Thailand selama lebih dari lima dekade. Ke depan, kami akan terus menyumbangkan kemampuan kami di seputar turbin gas kelas dunia, yang sedang dikembangkan untuk menghasilkan bahan bakar yang lebih bersih seperti hidrogen dan amonia, serta teknologi CCUS yang sangat penting untuk menurunkan emisi. Bermitra dengan EGAT untuk menyatukan pembelajaran dan pengalaman mendalam kami untuk membuka lebih banyak peluang dan mempercepat dekarbonisasi Thailand,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Kamis(24/11/2022).

Thidade Eiamsai, Deputi Gubernur Pengembangan Pembangkit Listrik dan Energi Terbarukan EGAT, menyampaikan pentingnya kolaborasi tersebut.
“Kami telah membangun hubungan saling percaya dengan Mitsubishi Power selama beberapa dekade terakhir, dan percaya bahwa perjanjian ini akan menggabungkan kedua keahlian teknologi dan pemahaman kebutuhan lokal untuk memfasilitasi transisi energi Thailand sesuai dengan Rencana Energi Nasional. Kami berterima kasih atas kolaborasi Mitsubishi Power dan bersemangat untuk terus memperkuat sektor energi di Thailand bersama-sama,” ujarnya.

Perjanjian tersebut memperluas kemitraan jangka panjang antara MHI, Mitsubishi Power dan EGAT. Mitsubishi Power mulai beroperasi di Thailand pada tahun 1968 dengan dibangunnya Bendungan Ratu Sirikit bersama dengan EGAT. Sejak saat itu, Mitsubishi Power telah memasok banyak produk dan layanan terdepan di industrinya untuk memenuhi beragam kebutuhan EGAT, berkontribusi pada proyek energi yang signifikan di seluruh negeri, termasuk Pembangkit Listrik Bangkok Selatan, Pembangkit Listrik Nam Phong, dan Pembangkit Listrik Wang Noi.

Pada tahun 2009, Mitsubishi Power dan EGAT meluncurkan usaha patungan EGAT Diamond Service (EDS) untuk memberikan layanan turbin gas tepercaya dan mengembangkan bakat teknik lokal. Melayani pelanggan domestik dan internasional, EDS memastikan operasi yang andal dan efisien di jalur kawasan menuju pembangkit listrik yang lebih bersih. Dengan kemitraan ini, MHI, Mitsubishi Power, dan EGAT bertujuan untuk meningkatkan upaya mendukung tujuan Thailand untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 40 persen dari tingkat yang diproyeksikan pada tahun 2030, netralitas karbon pada tahun 2050, dan emisi nol bersih pada tahun 2065. MHI dan Mitsubishi Power telah memainkan peran penting dalam peralihan Thailand dari batu bara ke gas alam untuk mendukung transisi bertahap negara menuju net zero emisi.

Saat ini, total kapasitas terpasang dari rekam jejak Mitsubishi Power termasuk pembangkit listrik yang sedang dibangun mencapai lebih dari 25GW – lebih dari 50% kapasitas pembangkit listrik negara saat ini. Upaya tersebut termasuk turbin gas M701 JAC pertama di Asia Tenggara, yang mulai beroperasi di Thailand sebagai bagian dari pesanan delapan turbin untuk pembangkit listrik di Provinsi Chonburi guna menghasilkan energi yang lebih andal, stabil, dan bersih untuk negara tersebut.(RA)