JAKARTA – Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. (MHI) telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan penelitian bersama terkait solusi energi bersih yang akan mendorong dekarbonisasi di Indonesia. Kegiatan akan mencakup studi kelayakan, investigasi, validasi, dan teknologi litbang yang akan menggerakkan transisi energi negara. MOU tersebut akan berlaku selama lima tahun, dan hasil penelitiannya akan menjadi landasan diskusi untuk mendirikan pusat litbang bersama di Indonesia.

Ken Kawai, Kepala Kantor Pusat Transisi Energi dan Tenaga MHI, mengatakan bahwa MHI telah menjadi yang terdepan dalam mendukung transisi energi Indonesia selama hampir setengah abad. Melalui kemitraan berkelanjutan dengan ITB ini, MHI berupaya mengembangkan solusi energi bersih yang akan mempercepat dekarbonisasi di Indonesia.
“Saya menantikan kerja sama yang bermanfaat dengan ITB untuk mencapai emisi nol bersih kami,” ujar Ken Kawai, saat penandatanganan MoU secara daring yang juga dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Jepang YM Heri Ahmadi dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia YM Kenji Kanasugi, Senin(7/2).

Reini Wirahadikusumah, Rektor ITB, menyampaikan selama dua tahun terakhir pihaknya telah berkolaborasi dengan MHI untuk melakukan studi kelayakan tahap lanjutan dalam bidang energi bersih, khususnya evaluasi amonia dan co-firing biomassa dari aspek finansial dan teknis.
“Saya percaya aktivitas ini akan bermanfaat bagi industri kelistrikan Indonesia. Saya harap tindak lanjut dari MOU ini dapat menciptakan ide-ide dan rekomendasi bermanfaat bagi perjalanan dekarbonisasi Indonesia,” ujarnya.

MOU sebelumnya antara MHI dan ITB memungkinkan studi kelayakan bersama tentang sumber energi baru seperti hidrogen dan amonia, serta sistem kontrol kualitas udara (AQCS) dan solusi microgrid. Sejak MOU ini ditandatangani pada tahun 2020, MHI dan ITB juga berkolaborasi dalam pelatihan insinyur masa depan Indonesia dengan melakukan kuliah bersama pada topik-topik seperti analisis big data, biomassa, siklus gabungan gasifikasi terintegrasi, hidrogen dan AQCS.

MOU baru ini hadir di tengah peningkatan upaya Indonesia untuk mendekarbonisasi sektor energinya, terbukti dalam komitmennya baru-baru ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai penggunaan energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025.(RA)