Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina.(Foto/Dunia-Energi/Tatan Agus RST)

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) membela kinerja PT Pertamina Hulu Mahakam yang menjadi operator Blok Mahakam. Meski turun, Pertamina menilai realisasi produksi Blok Mahakam tahun lalu masih lebih baik dibanding estimasi yang disodorkan PT Total E&P Indonesie, operator Mahakam sebelumnya.

“Produksi yang dihasilkan teman-teman Mahakam luar biasa, di atas apa yang dulu Total predict pada saat bid untuk mendapatkan bloknya. Produksi masih sekitar 5% di atas yang diproyeksikan Total,” kata Dharmawan H Samsu, Direktur Hulu Pertamina disela paparan kinerja Direktorat Hulu Pertamina di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Kamis (17/1).

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan realisasi produksi siap jual atau lifting Blok Mahakam pada 2018 hanya sebesar 832 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau hanya 75% dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi tersebut juga masih dibawah realisasi 2017 sebesar 1.286 mmscfd.

Menurut Dharmawan, perlu upaya keras untuk mengelola Blok Mahakam. Apalagi dengan kondisi sumur yang tua maka harus ada investasi besar, termasuk menggencarkan berbagai kegiatan. Untuk itu, Pertamina berencana mengebor 118 sumur eksploitasi di Blok Mahakam pada tahun ini.

“Mengebor 100 sumur dalam setahun bukan hal yang sederhana, harus ada upaya ekstra. Kalau upayanya biasa-biasa saja, decline rate bisa sampai 52%,” ungkap Dharmawan.

Pertamina pada tahun ini menargetkan lifting gas 196 ribu barrel oil ekuivalent per day (boepd), naik dibanding realisasi tahun lalu sebesar 149 ribu boepd.

Untuk minyak, Pertamina menargetkan lifting sebesar 50 ribu barrel oil per day (bopd), naik dibanding realisasi 2018 sebesar 42,3 ribu bopd. “Tahun ini flat, bahkan naik 1% – 2% dibanding 2017-2018,” kata Dharmawan.

John Anis, General Manager Pertamina Hulu Mahakam, optimistis bisa menahan decline produksi migas, bahkan bisa ditingkatkan pada tahun ini. Ia pun menampik anggapan kekurangan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di Blok Mahakam, karena pada dasarnya hampir seluruh pekerja Pertamina Hulu Mahakam adalah pekerja Total yang sebelumnya mengelola Mahakam.

“Pekerja kami 98% yang dulu bersama Total. Analoginya mobil, yang mengenal itu punya mobil atau driver, yang mengendarai setiap hari? Ya tentu driver yang mengenal kondisi mobil, sama seperti di Mahakam,”  tandas John.(RI)