BANDUNG – Pemerintah optimistis program mandatori campuran biodiesel 40% dengan solar atau B40 bakal bisa bergulir pada 1 Januari tahun 2023. Saat ini tahap akhir uji jalan B40 sedang dilakukan.

Arifin Tasrif, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan dari hasil uji jalan yang telah dilakukan sejak Juli tahun ini tidak ada masalah berarti bahkan jika dilihat dari kondisi filter serta oli cederung lebih baik. Menurut dia hasil uji jalan ini akan segera dilaporkan ke Presiden Joko Widodo agar segera bisa ditindaklajuti.

“Akhir bulan lapor ke presiden agar 1 Januari kita pakai B40. Tapi harus dipersiapkan dulu infrastruktur Pertamina dan bbm semuanya didesain B30 sekarang B40,” kata Arifin saat melakukan pengecekan uji jalan B40 di Bandung, Selasa (1/11).

Hingga hasil uji jalan sekarang ini menurut Arifin performa B40 bisa merespon kebutuhan energi kendaraan, selain itu emisi yang biasa dihasilkan juga bisa turun.

Menurut dia keberlangsungan program biodiesel sangat krusial pasalnya Indonesia hingga kini dan beberapa tahun mendatang dipastikan masih sangat membutuhkan minyak dalam jumlah besar. Sementara bahan bakunya barupa minyak mentah tidak mampu memenuhi kebutuhan lantaran produksi migas turun.

Saat ini kemampuan produksi minyak sekitar 600 ribuan barel per hari (BPH) sementara kebutuhan mencapai 1,3 juta BPH.

“Apa jadinya kalau kita ngga bisa beli 850 ribu BPH nggak ada pasokan, karena ada perang misalnya, sementara kemampuan kita cuma 50% kalau kita bergantung ke impor, paling ngga separuh lumpuh karena minyak dipakai transport di darat laut udara. Kerena itu kita harus berbenah manfaatkan sumber EBT khususnya. Jadi ke depan harus manfaatkan B20,B30 dan sekarang segera B40,” jelas Arifin.

Dadan Kusdiana, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), menjelaskan uji jalan rencananya akan berakhir dalam dua pekan ke depan setelah itu akan disusun kesimpulan berdasarkan hasil uji jalan yang akan menjadi bahan untuk diusulkan kepada Presiden.

“Ini kan bertahap selesainya. Ini yang udah 46 ribu km kan 6 ribu km lagi. Dibagi aja sehari 600 km, Itu kan 7 – 10 hari selesai. Jadi hasil final untuk kendaraan yang pertama itu akan bisa kita dapat dalam dua minggu ke depan. Hasil final ya,” ungkap Dadan.

Selain itu kesiapan infrastruktur memang hadus diperhatikan. Para badam usaha harus mempersiapkan fasilitas blending biodiesel dan solar.

“Kita memastikan infra pertamina dan BU BBM apakah fasilotas blending pemipaan nya bisa nggak, cukup nggak. Sekarang kan semuanya didesain di B30 sekarang kan B40 kan pipanya juga nanti butuh pompa. Ya nambahnya kan 10%. Nambah 10% kalau dari biodiesel kan nambahnya 25% sebetulnya. Kan 30 ke 40 25% sebetulnya. Persiapannya itu akan kita pastikan, kita pastikan juga dari sisi produksi kan,” ujarnya.

Sementara itu, Alfian Nasution, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga (PPN), Subholding Commercial and Trading Pertamina, menuturkan Pertamina siap menjalankan perintah pemerintah termasuk untuk menyalurkan B40. Namun dia mengamini pernyataan Dadan terkait persiapan infrastruktur. Butuh paling lama sekitar dua bulan untuk mempersiapkan infrastruktur penyaluran B40.

“Kita diperintah pemerintah siap aja tentu ada idealnya kita dikasih waktu mempersiapkan lebih baik seperti infrastruktur tangki udah nggak masalah beberapa sistem kita kan ada yang blending kita cek semuanya injector seperti apa. Intinya kami siap,” ujar Alfian.