JAKARTA – Perubahan Harga BBM non subsidi Pertamina baru saja diumumkan. Anehnya pengumuman harga BBM tersebut tidak dilakukan sendiri oleh PT Pertamina (Persero) atau dalam hal ini Pertamina Patra Niaga (PPN) sebagai badan usaha niaga yang menjual BBM melainkan oleh pemerintah. Tentu hal itu mengundang tanda tanya pasalnya BBM non subsidi merupakan produk badan usaha bukan penugasan seperti Pertalite atau Biosolar. Sehingga sudah sewajarnya badan usaha menetapkan harga produk BBM-nya.

Pemerintah sendiri mengakui dalam penetapan harga BBM, Pertamina tetap harus berkonsultasi terlebih dulu dengan pemerintah. Contohnya dalam penurunan harga BBM non subsidi jenis Pertamax series dan solar non subsidi.

Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan perlu ada pembahasan mendalam sebelum ada perubahan harga BBM Pertamina. Dia menjelaskan hal itu wajar, karena posisi Pertamina berbeda dengan badan usaha lain yang jumlah SPBU-nya saja jauh lebih sedikit dibanding Pertamina.

“Kita harus sinkronisasi karena kalau ada perubahan-perubahan harga di Pertamina yang merupakan market paling besar, turunannya tidak seperti yang dikeluarkan lima pom bensin,” ungkap Erick disela konferensi pers di SPBU Pertamina, Jakarta (3/1).

Dia menegaskan Pertamina merupakan badan usaha terintegrasi dari hulu, pengolahan hingga ke hilir. Sehingga perubahan harga yang ada di hilir juga akan berdampak terhadap bisnis Pertamina yang lain.

“Karena ini turunannya banyak ada kilang, pom bensin, macam-macam, jadi biasanya proses perlu waktu, tapi kemarin kita sudah percepat,” ungkap Erick.

Mulai hari ini pukul 14.00 WIB, Pertamina mulai memberlakukan harga baru bagi empat jenis bahan bakar non subsidi.

Untuk wilayah DKI Jakarta dengan PBBKB sebesar 5% harga Pertamax turun dari Rp13.900 per liter menjadi Rp12.800 per liter. Kemudian untuk Pertamax Turbo – Rp15.200 per liter menjadi Rp14.050 per liter

Selanjutnya untuk BBM jenis Dexlite harganya turun dari Rp18.300 per liter menjadi Rp16.150 per liter. Lalu untuk Pertamina Dex harganya menjadi Rp18.800 per liter menjadi Rp16.750 per liter.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menyatakan harga baru untuk BBM non subsidi sudah dikaji dan sudah masuk dalam keekonomian badan usaha namun tetap mampu bersaing dengan produk BBM dari badan usaha lainnya.

“Untuk Pertamax ini kita juga turunkan ini sangat bersaing kalo dibandingkan kompetitor lain karena market share pertamax ini 97,4% di antara RON 92 lain sehigga ini akan memberikan dampak kepada para pengguna,” ungkap Nicke.