JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis dapat menuntaskan target rasio elektrifikasi 100% pada tahun 2022.

“Kita tuntaskan semua tahun depan. Target rasio elektrifikasi pada tahun 2022 mendatang bisa mencapai 100%,” kata Rida Mulyana Dirjen Ketenagalistrikan (29/5).

Untuk mencapai target tersebut dibutuhkan investasi sebesar Rp12,02 triliun. Apabila dana yang tersedia kurang dari jumlah tersebut, maka target 100% akan bergeser ke tahun berikutnya. “Kita sudah hitung kira-kira butuh Rp12,02 triliun. Kalau dananya APBN adanya hanya Rp5 triliun ya berarti bergeser target 100% rasio elektrifikasinya ke tahun berikutnya,” kata Rida.

Rida menyebutkan hingga kuartal I 2021, rasio elektrifikasi mencapai 99,28% dan rasio jumlah desa berlistrik mencapai 99,59 %. Rinciannya, Terdapat 542.124 rumah tangga yang belum merasakan aliran listrik. Sementara jumlah desa yang belum teraliri listrik mencapai 346 desa. “Data ini bersifat dinamis,” tegasnya.

Selain rasio elektrifkasi terdapat dua program lain yang menjadi sasaran utama pemerintah, yaitu rasio desa berlistrik dan tingkat mutu pelayanan. “Tiga hal ini akan menjadi komponen utama dalam Program Indonesia Terang,” jelas Rida.

Guna memenuhi target tersebut, terdapat sejumlah strategi yang disiapkan pemerintah bersama PLN. “Startegi ini sangat situasional dan menyesuaikan survei di lapangan tergantung wilayahnya,” ungkap Rida.

Beberapa diantaranya dengan memasifkan perluasan jaringan (grid extension) dengan penyambungan desa atau rumah tangga yang dekat dengan grid PLN. Terdapat 24 desa untuk perluasan jaringan di tahun 2021.

Selanjutnya ada mini grid, yaitu pembangunan pembangkit berbasis EBT setempat untuk kelompok masyarakat yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau. Terdapat 37 desa di tahun 2021.

Terakhir ada pembangunan pembangkit EBT, Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL), dan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) diperuntukan bagi masyarakat yang bermukim tersebar (scattered). Terdapat 20.711 unit APDAL atau yang dikenal tabung listrik untuk 285 desa di tahun 2021 berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) 2021 dan SPEL oleh PLN. “Program ini sedang berjalan,” jelas Rida.

Startegi lain yang tengah diupayakan oleh pemerintah adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga suiya (PLTS) dan listrik desa. Harapannya, dengan cara ini daerah terpencil yang ada di pelosok Indonesia bisa mendapatkan listrik dengan pembangunan pembangkit yang mudah dan murah.