JAKARTA – Masyarakat di sekitar lereng gunung Merapi diminta untuk tetap tenang dan tidak termakan isu-isu liar yang berkembang. Peningkatan aktivitas kegempaan Gunung Merapi beberapa hari terakhir mengakibatkan terjadi sejumlah guguran larva di lereng Gunung Merapi.

Hanik Humaida Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengatakan guguran larva sempat terjadi pada Minggu siang (8/11) di lereng Gunung sisi barat.

Dia menyebut guguran larva, Minggu siang pukul 12.50 WIB mengarah ke barat yakni hulu Kali Sat. Guguran terpantau sejauh 3 km dari puncak dan biasa terjadi dalam situasi Merapi yang sedang beraktivitas.

”Guguran tersebut terjadi sekitar pukul 12.50 WIB yang secara visual tampak dari PGA Babadan Dukun Magelang,” kata Hanik, Senin (9/11).

Untuk potensi bahaya saat ini masih sesuai rekomendasi, sejauh maksimal 5 km dari puncak Merapi. ”Masyarakat diimbau untuk menjauhi radius tersebut,” kata Hanik.

Gunung Merapi ditetapkan berstatus Siaga (Level 3) sejak 5 November 2020. Pada periode pengamatan tanggal 8 November hingga pukul 24.00 WIB terpantau terjadi 71 gempa guguran, 31 kali gempa vulkanik dangkal, 2 kali gempa low frequency, 1 kali tektonik, dan 88 kali gempa hembusan.(RI)