JAKARTA – Pemerintah dan PT PLN (Persero) masih memasukkan rencana tambahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025 – 2034. Keputusan ini cukup mengejutkan ditengah kampanye transisi energi yang terus digaungkan pemerintah.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan bahwa Indonesia tetap punya target transisi energi namun tidak juga kaku meninggalkan begitu saja batu bara.
“Batu bara 6,3 GW (Gigawatt). Di Eropa aja masih ada pake batu bara kok, di Turki masih banyak pake batubara, kita aja yang terlalu kekinian,” kata Bahlil dalam konferensi pers RUPTL, Senin (26/5).
Penambahan pembangkit batu bara terjadi pada tahun 2025 dengan total kapasitas 3,2 GW. Kemudian di tahun 2029 0,2 GW lalu di tahun 2030 sebesasr 0,6 GW. Meningkat lagi di tahun 2032 sebesar 1,4 GW serta tahun 2033 masuk PLTU baru lagi dengan kapasitas 0,8 GW.
Menurut Bahlil tambahan PLTU paling banyak tahun 2025 yang merupakan proyek lama atau tinggal tunggu selesai. “2025 ini batubara memang masih agak banyak, karena sudah mau COD. Iya Pak Dirut ya, sudah mau COD,” ungkap Bahlil.
Komentar Terbaru