JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melakukan perombakan besar-besaran di jajaran manajemen subholding dan anak perusahaannya. Perombakan menyasar pada dewan komisaris dan direksi Subholding Power and New Renewable Energy (PNRE) serta direksi beberapa cucu usaha Pertamina.

Agus Suprijanto, Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Pertamina, menyatakan transformasi melalui restrukturisasi Holding dan Subholding yang sudah berjalan sejak pertengahan Juli 2020 merupakan langkah strategis karena merupakan inisiatif yang dilakukan untuk bisa beradaptasi dengan perubahan ke depan. Pertamina harus bergerak lebih lincah, cepat serta efektif untuk penguatan bisnis eksisting dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat hingga pelosok negeri, maupun untuk berlari kencang melakukan pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan.

“Hadirnya Direksi baru akan menjadi energi tambahan untuk mendorong peningkatan kinerja subholding dan Anak Usahanya sehingga dapat memperluas portofolio bisnis Pertamina di masa depan, menjawab tantangan untuk lebih jauh bergerak ke pengembangan usaha di luar rantai nilai energi konvensional, seperti energi baru terbarukan dan teknologi digital,” kata Agus (15/2).

Salah satu anak usaha dari subholding yang ditetapkan adalah Pertamina Geothermal Energi (PGE). Setelah hampir tujuh bulan lebih kosong akhirnya badan usaha Pertamina yang kelola panas bumi itu kini memiliki Direktur Utama.

Ahmad Subarkah Yuniarto yang merupakan mantan CEO Schlumberger Indonesia kini resmi menjadi Direktur Utama PGE bersama dengan Nelwin Aldriansyah yang ditetapkan sebagai Direktur Keuangan PGE.

Schlumberger sendiri salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia yang berpusat di Houston, Amerika Serikat.  Dia lulus dari prodi Teknik Elektro pada tahun 1991.

Yuniarto memulai kariernya di Schlumberger sebagai Field Manager (tahun 1992-1996) kemudian pindah ke bagian Training, Development, and Staffing Manager Asia-Australia (Schlumberger Wireline) pada tahun 1998 sampai 2001. Kariernya di Schlumberger terus meningkat tidak hanya di Indonesia, namun juga di berbagai belahan dunia. Ia naik jabatan menjadi General Manager North West Africa, Marketing Manager -Middle East And Asia, sampai menjadi Presiden Direktur Schlumberger Oilfield Services Indonesia pada tahun 2009. Puncaknya pada tahun 2011, Ahmad Yuniarto dipercaya sebagai CEO Schlumberger Indonesia pada 2011-2015.

Sementara untuk komisaris ataupun direksi subholding maupun anak usahanya yang juga dikukuhkan antara lain :

– Djoko Priyono sebagai Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional menggantikan Ignatius Tallulembang serta Yulian Dekri sebagai Direktur Operasi KPI.

– Dannif Danusaputro sebagai Direktur Utama Pertamina Power Indonesia, Said Reza Pahlevy Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis  serta Direktur Keuangan Iman Hilmansyah .

– Desiantien ditetapkan sebagai Direktur Keuangan  PT Pertamina Drilling Services Indonesia.

Selain itu ditetapkan juga Komisaris Subholding dan Anak Perusahaan yang baru, diantaranya

– Tutuka Ariadji sebagai Komisaris Pertamina Hulu Energi

– Adriansyah sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Hulu Indonesia

– N. Hasto Kristiyono sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Power Indonesia

– S. Milton Pakpahan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Patra Niaga

– M. Idris Froyoto Sihite sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Retail

– Nur Endro Buwono sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia.