JAKARTA – PT PLN (Persero) menyatakan kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan mudik lebaran pada tahun ini turut serta menyumbang peningkatan konsumsi listrik yang biasanya turun setiap hari raya lebaran.

Haryanto WS, Direktur Bisnis PLN Regional Jawa, Madura dan Bali, mengungkapkan rata-rata beban puncak saat Idul Fitri di kondisi normal turun menjadi sekitar 16 hingga 19 ribu Megawatt (MW) di wilayah Jawa Madura Bali. Namun pada tahun ini dimana diterapkan larangan mudik beban puncak terendah diperkirakan bisa mencapai 20 ribuan MW.

“Kalau beban terendah itu kita sekitar kalau Idul Fitri normal boleh mudik, itu 16-17 ribu MW. Ini kami prediksi 20 ribu MW, jadi ada naik 3 ribuan MW dari kondisi saat Idul Fitri normal. Tahun lalu kan sudah ada larangan mudik, meskipun tahun akan lebih tinggi dari tahun lalu sekitar 1.000 MW.
Tahun lalu 19 ribu MW, tahun ini diprediksi 20 ribu MW” jelas Haryanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (11/5).

Saat ini sistem kelistrikan Jawa, Madura & Bali sebagai wilayah yang memiliki konsumen listrik terbesar memiliki daya mampu pasok mencapai 29 ribu MW sehingga tersedia cadangan daya sebesar 9 ribu MW.

PLN menyiagakan 31 ribu personil kelistrikan, termasuk Pasukan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). Personil tersebut tersebar dalam 2.327 posko siaga 24 jam di seluruh Indonesia.

Sementara untuk sistem Sumatera Bagian Utara (SBU) memiliki daya mampu mencapai 2.695 MW dengan beban puncak sebesar 2.184 MW. Sistem Sumatera Bagian Selatan Tengah (SBST) memiliki daya mampu 4.036 MW dengan beban puncak 3.570 MW.

Untuk kelistrikan Kalimantan, sistem interkoneksi (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara) memiliki daya mampu mencapai 2.025 MW dengan beban puncak sebesar 1.134 MW. Sementara sistem khatulistiwa (Kalimantan Barat) memiliki daya mampu mencapai 475 MW dengan beban puncak sebesar 343 MW.

Sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan memiliki daya mampu mencapai 1.805 MW dengan beban puncak sebesar 1.195 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki daya mampu mencapai 584 MW dengan beban puncak sebesar 368 MW.

Kelistrikan Maluku dan Maluku Utara memiliki daya mampu mencapai 339 MW dengan beban puncak sebesar 204 MW. Kelistrikan Papua dan Papua Barat memiliki daya mampu mencapai 628 MW dengan beban puncak sebesar 334 MW. Kelistrikan NTB memiliki daya mampu mencapai 460 MW dengan beban puncak sebesar 345 MW. Kelistrikan NTT memiliki daya mampu mencapai 332 MW dengan beban puncak sebesar 209 MW.

Syamsul Huda, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, mengungkapkan dengan pasokan listrik yang handal, manajemen memastikan masyarakat bisa beribadah dan merayakan lebaran dengan tenang dan nyaman.

PLN menetapkan masa siaga perayaan Idul Fitri kali ini dimulai pada tanggal 06 Mei 2021 hingga 21 Mei 2021.

“Selama masa siaga PLN meniadakan pemeliharaan dan pekerjaan konstruksi, menerbitkan SOP khusus siaga, menyiagakan piket di pembangkitan, transmisi dan distribusi. Serta melaporkan kondisi kelistrikan secara berkala kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,” kata dia.

PLN juga menyiagakan kendaraan sebanyak 4.591 unit serta menyiapkan 2.660 unit Genset, Unit Gardu Bergerak (UGB) dan Uninterruptible Power Supply (UPS) sebagai cadangan suplai pasokan listrik saat terjadi gangguan.(RI)