JAKARTA – Realisasi investasi PT PLN (Persero) hingga kuartal I 2018 baru mencapai Rp18,7 triliun atau 15,2 % dari target yang dicanangkan sepanjang 2018 sebesar Rp123 triliun.

Syofvi Roekman, Direktur Perencanaan PLN, mengatakan rendahnya investasi pada awal tahun sudah biasa terjadi. Investasi baru akan berjalan lebih masif setelah melalui semester kedua atau setelah pertengahan tahun hingga akhir tahun.

PLN menyebut realisasi investasi pada kuartal I 2018 tercatat lebih baik dibanding capaian pada periode yang sama 2017.

“Kuartal I 2018 sudah Rp18,7 triliun, dibanding tahun lalu lebih tinggi. Tahun lalu Rp10,117 triliun,” kata Syofvi, Selasa (5/6).

Target investasi 2018 jauh lebih tinggi dari capaian tahun lalu yang menyentuh angka Rp94 triliun.

Syofvi mengatakan apa yang terjadi di kuartal I 2018 sudah biasa terjadi dan kondisi yang sama juga terjadi pada tahun lalu.

“Kayak orang baru bangun tidur, tahun lalu kan kami Rp94 triliun. Kuartal I baru Rp10 triliun. Kalau kami kali empat saja Rp 40-an triliun kira-kira gitu kan ya. Bisa landing Rp 90 triliun tidak? Jadi memang kuartal I agak lambat,” ungkap dia.

Lebih lanjut Syofvi menjelaskan sebagian besar investasi PLN yang digelontorkan untuk membangun berbagai fasilitas untuk meningkatkan keandalan penyaluran listrik, seperti untuk jaringan transmisi dan gardu induk. Sisanya untuk pembangunan pembangkit dan distribusi.

“Kayaknya mungkin 40-an persen di transmisinya. Mungkin 30-an persen pembangkit, 30% lagi distribusi. Paling besar transmisi, transmisi gardu induk, itu termasuk overhead dan gardunya,” ungkapnya.

Untuk investasi pembangkit listrik PLN hanya mengucurkan investasi untuk pembangkit listrik diesel dengan kapasitas mini atau kecil. Hal itu sebagai bagian untuk mendukung program listrik desa.

“Mungkin ada (pembangunan pembangkit) tetapi yang kecil-kecil yang buat listrik desa, diesel-diesel, pasti baru, yang buat wilayah 3T,” tandas Syofvi.(RI)