JAKARTA – GE Indonesia menyatakan akan terus mendukung program transisi energi untuk merealisasikan bauran energi terbarukan 23% pada 2025 dan untuk mengurangi emisi gas kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030. George Djohan, Country Leader GE Gas Power, mengatakan GE Indonesia saat ini memberikan kontribusi hampir 30% dari total kapasitas pembangkit listrik nasional.

“Kami selalu berusaha memperkenalkan ide-ide baru dengan inovasi terkini untuk memberikan dukungan bagi rencana masa depan energi di Indonesia,” kata George Djohan, Jumat (30/7).

George mengatakan secara global, teknologi turbin gas HA dari GE telah digunakan oleh lebih dari 50 operator energi di 20 negara untuk mengoperasikan pembangkit combined cycle dan menghasilkan sekitar lebih dari 26 gigawatts (GW) energi dengan total lebih dari 1.000.000 jam operasi komersial.

Di Indonesia, turbin gas HA saat ini sedang dibangun oleh GE bersama mitra lokal di PLTGU Tambak Lorok Blok 3 Semarang, Jawa Tengah yang proses pengerjaannya sudah di atas 85% dan juga PLTGU Jawa 1 IPP di Karawang, Jawa Barat yang proses pengerjaannya sudah di atas 90%.

Menurut George, PLTGU Tambak Lorok Blok 3 dan PLTGU Jawa 1 IPP yang saat ini sedang dibangun merupakan salah satu pembangkit combined cycle yang paling efisien di dunia. Proyek pembangkit listrik ini merupakan bagian dari inisiatif elektrifikasi pemerintah Indonesia sebesar 35 GW.

Pembangkit listrik bertenaga gas dapat memberikan tambahan kapasitas kepada jaringan listrik untuk menerima lebih banyak daya dari pembangkit yang menggunakan energi terbarukan, yang bersifat intermiten seperti tenaga surya dan angin. “Pembangkit gas turbin juga dapat menggunakan bahan bakar hidrogen untuk mencapai target emisi karbon yang nihil,” kata George.

Amit Kulkarni, Head of Product Management for Heavy Duty Gas Turbines dari GE Gas Power, mengatakan GE secara cermat merancang turbin gas HA untuk menjadi yang terdepan dan membantu operator-operator pembangkit listrik untuk berkembang di dunia transisi energi yang kompleks, menyediakan energi berkelanjutan dan handal di masa kini dan menjadi arah tujuan teknologi di masa depan.

“GE mengembangkan solusi-solusi pembangkit listrik gas yang fleksibel, efisien, dan bisa diandalkan karena gas merupakan pelengkap energi terbarukan yang terbaik,” ujarnya.

GE juga baru saja mengumumkan proyek percontohan kelas HA yang baru dan berfokus menunjukkan rangkaian pembangkit listrik yang mampu beroperasi dengan hidrogen. Portofolio turbin gas HA saat ini memiliki kemampuan membakar hingga 50% volume hidrogen saat dicampur dengan gas alam.

Kemampuan ini bisa dicapai dengan sistim pembakaran DLN2.6e yang merupakan standar pada turbin gas 9HA.01, 9HA.02 and 7HA.03 yang ada. Hidrogen bukanlah satu-satunya cara dekarbonisasi turbin-turbin gas. Pembangkit-pembangkit listrik combined cycle gas turbin HA dari GE bisa juga digunakan bersama sistem carbon capturepost-combustion untuk mengurangi emisi CO2 hingga 90%.(RA)