JAKARTA – Perhelatan pemilihan umum (Pemilu) ternyata ikut memberikan dampak terhadap konsumsi energi, salah satunya adalah listrik. Selama hari pencoblosan yakni 17 April nanti diperkirakan konsumsi energi akan berkurang signifikan. Amir Rosidin, Direktur Bisnis Regional PLN Jawa Bagian Tengah, mengatakan pada 17 April 2019, beban listrik diproyeksikan turun menjadi sebesar 15.571 MW untuk beban puncak siang hari dan sebesar 22.895 MW untuk beban puncak malam hari atau turun sekitar 12%-29%. Atas dasar proyeksi tersebut PLN berencana untuk mematikan beberapa pembangkit listriknya.

“Beberapa pembangkit kami padamkan sekitar 1.000 MW karena sistem cukup,” kata Amin di Jakarta, Jumat (12/4).

Dia mengatakan meskipun pembangkit dimatikan dan konsumsi listrik turun, tapi PLN tidak akan mengurangi pasokan bahan baku produksi listrik seperti batu bara dan gas. Sampai saat ini stok batu bara yang dimiliki PLN masih dalam batas ambang yang aman, yakni cukup untuk memenuhi kebutuhan  pembangkit listrik sekitar 20 hari. PLN juga menyiagakan pasokan gas.

“Batu bara 20 hari stoknya, terima kasih juga ke pemerintah karena seluruh pemasok sudah penuhi Domestic Market Obligation (DMO). Gas juga sudah siap, cadangan satu kargo di Muara Tawar,” ujarnya

PLN sendiri kata Amir telah menyiapkan dan menyiagakan langkah pemenuhan pasokan listrik menjelang pemilu antara lain dengan menyiapkan SOP Khusus Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali periode  Pemilu Presiden dan legislatif Tahun 2019.

Menyiapkan Kecukupan pasokan daya dan cadangan sistem. Menyiapkan Pembangkit dan transmisi agar andal dengan mengatur jadwal pemeliharan pembangkit dan transmisi diluar masa siaga Pemilu pilpres. Tidak hanya itu, PLN juga melakukan Piket Siaga dan Pelaporan Kondisi Sistem Jawa Bali. Selanjutnya meningkatkan kesiagaan, menjaga Keandalan dan kualitas pasokan listrik pada semua Tempat Pemungutan Suara (TPS).

PLN juga tidak akan melakukan pekerjaan atau pemeliharaan yang dapat mengganggu pasokan listrik. “Kecuali pekerjaan perbaikan yang disebabkan gangguan,” kata Amir.

Lalu PLN juga akan meningkatkan koordinasi operasi antara Unit Pembangkit, penyaluran dan distribusi, meningkatkan koordinasi dengan aparat terkait untuk menjaga keamanan instalasi;

“Apabila terjadi gangguan yang mengakibatkan kondisi defisit daya, akan diusahakan agar dampak sosial ke masyarakat minimum. Untuk sistem kelistrikan dengan status siaga akan diupayakan dengan captive power,” kata Amir.(RI)