BALONGAN – PT Pertamina (Persero) memulai pengerjaan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) RU VI – Balongan Phase-1 CDU Crude Distillate Upgrading Project. Pengembangan proyek tersebut ditargetkan akan meningkatkan flexibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi kilang Pertamina Balongan dari semula 125 million barel steam per day (MBSD) menjadi 150 MBSD. Serta mampu menghasilkan naptha untuk proses lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Ifki Sukarya, Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional, mengatakan peningkatan fleksibilitas CDU kilang Balongan akan dapat memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil) sehingga bisa meningkatkan margin untuk perusahaan.

Ifki menuturkan dalam pembangunan RDMP Phase 1 akan memberdayakan  pekerja lokal. “Kami memperhatikan benar keberlanjutan proyek RDMP Kilang RU VI untuk kebermanfaatan masyarakat lokal. Maka dari itu semaksimal mungkin proyek RDMP Phase 1 ini akan menggunakan pekerja lokal sesuai dengan kompetensi yang ada di masyarakat sebagai bentuk perhatian Pertamina kepada warga sekitar”, kata Ifki, Selasa (23/2).

Pembangunan proyek RDMP RU VI Balongan Phase 1 dikerjakan bersama oleh PT. Pertamina (persero) dengan konsorsium PT. Rekayasa Industri, PT. Rekayasa Engineering dan PT. Enviromate Technology International sejak November 2020.

RDMP kilang Balongan merupakan satu dari empat proyek RDMP Pertamina. Sempat diragukan dengan ground breaking ini membuat kini ada dua RDMP yang sudah melakukan pengerjaan fisik yakni RDMP Balongan dan Balikpapan.

Meski baru dikerjakan tapi penyelesaian RDMP Balongan ini akan rampung lebih dulu dibandingkan RDMP Balikpapan.

Pertamina sebelumnya telah merubah semua desain RDMP-nya lantaran adanya perubahan strategi dalam pemenuhan kebutuhan BBM nasional. Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengatakan perubahan desain tersebut juga berimbas pada pengurangan biaya investasi. Semula perseroan memproyeksi kebutuhan dana untuk membangun kilang baru dan RDMP mencapai US$47 miliar.

“Kebutuhan investasi awalnya sekitar US$47 miliar, tapi setelah rescaling biayanya turun menjadi US$43 miliar. Penurunan capex (capital Expenditure) sekitar US$4,7 miliar,” kata Nicke.(RI)