JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan pembentukan holding EV Battery atau PT Industri Baterai Indonesia akan rampung tidak lama lagi. Pemerintah menetapkan batas akhir pembentukannya adalah akhir semester pertama tahun ini.

Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, mengatakan dengan melihat progres yang ada saat ini, optimistis implementasinya akan lebih cepat dari target dan tidak perlu menunggu hingga pertengahan tahun ini.

“Mungkin enggak akan lama lagi holding EV battery akan jadi sebulan atau dua bulan selesai, mudah-mudahan ya,” kata Arya dalam diskusi prospek pembentukan holding baterai secara virtual, Kamis (4/3).

Konsorsium atau gabungan beberapa BUMN memang tengah dipersiapkan pemerintah untuk membentuk satu entitas bisnis baru menggarap potensi besar baterai kendaraan listrik. Pemerintah menargetkan perusahaan holding nanti bisa berbicara banyak di dunia kendaraan listrik baik nasional maupun internasional yang tidak lama lagi akan jadi bisnis maupun industri utama di dunia.

Agus Tjahjana, Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik, menyatakan holding akan dimiliki oleh empat perusahaan pelat merah diantaranya Mind ID, PT Aneka Tambang (Antam), PT Pertamina, dan PT PLN.

Holding nantinya juga tidak akan bergerak sendiri, pasalnya industri baterai kendaraan listrik memang masih terbilang baru. Untuk itu pemerintah juga mendorong adanya kerja sama dengan perusahaan asal negara-negara maju lainnya.

Menurut Agus, tidak sedikit pihak telah telah mendekati rencana pemerintah ini. Setidaknya ada 11 perusahaan baterai dunia dalam setengah tahun terakhir yang sudah mencoba dan menjajakan kemungkinan untuk ambil bagian dalam . Beberapa tertarik dan beberapa lainnya tidak. Namun, paling tidak ada dua perusahaan yang serius ingin bekerja sama membangun pabrik baterai yakni LG Energy Solution dan China’s Contemporary Amperex Technology (CATL).

Sambil menunggu tersedianya industri baterai maka ekosistem kendaraan listrik harus terus ditingkatkan. Dia menilai ekosistem pengembangan mobil listrik justru baru dimulai di Indonesia. “Sekarang baru tahap membuat orang bergairah bahwa pemerintah sudah memperhatikan mobil listrik,” ujar Agus. (RI)