JAKARTA – PT PLN (Persero) mendapatkan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp 5 Triliun, berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang APBN 2020.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN, memastikan dana PMN tersebut sebagian dimanfaatkan untuk membiayai proyek proyek investasi program Pembangkitan, Transmisi dan Distribusi Non Listrik Desa (Lisdes) dan lisdes.

Menurut Zulkifli kebutuhan investasi sebenarnya jauh di atas PMN yang diterima PLN. Total kebutuhan investasi sebenarnya mencapai Rp 15,19 triliun.

“Rp 5 triliun merupakan sebagian dari kebutuhan pendanaan investasi pembangkit EBT kapastias 99 Megawatt (MW),” kata Zulkifli disela rapat dengan komisi VI DPR, Selasa malam (14/7).

Selain pembangkit beberapa infrastruktur lainnya antara lain Jaringan Transmisi sepanjang 2.325 kms, Gardu Induk 9.320 MVA, serta untuk program Listrik Desa JTM 275 kms, JTR 129 kms dan Gardu 4.425 kVA. “Lisdes di desa itu di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kaliantan Barat dan Kalimantan Utara secara tersebar,” ujar Zulkifli.

Alokasi PMN 2020 untuk pembangkit listrik adalah sebesar Rp 1 triliun, sedangkan untuk transmisi dan gardu induk sebesar Rp 3,8 triliun dan untuk keperluan distribusi listrik desa alokasi dana PMN sebesar Rp 200 miliar.

Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan dibangun antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang rencananya akan dibangun tersebar di wilayah Indonesia timur yakni di Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Untuk pembangunan transmisi dan gardu induk akan dilakukan di tiga regional yakni regional Sulawesiw, Jawa-Madura dan Sumatera-Kalimantan. Untu Sulawesi total anggaran dari PMN 2020 dialokasikan sebesar Rp 686 untuk pengerjaan proyek di 61 lokasi miliar dengan tujuan untuk evakuasi daya.

Sementara untuk Jawa-Madura kebutuhan dana mencapai Rp 2,4 triliun dengan pengerjaan di 41 lokasi proyek dengan tujuan perkuat sistem. Lalu untk pengerjaan transmisi dan gardu induk di Sumatera-Kalimantan rencananya akan dikerjakan di 17 lokasi dengan total alokas dana PMN sebesar Rp 650 miliar yang bertujuanuntuk evakuasi daya.

Zulkifli mengakui bahwa pemabangunan PLTS sempat mengalami hambatan aibat Pembatasan Sosia Berskala Besar (PSBB). “PLN akan terus berusaha untuk mempercepat pembangunan tersebut di tahun 2020 dalam rangka meningkatkan rasio elektrifikasi,” ujarnya.

PLTS di Papua rencananya akan dibangun di 151 lokasi dengan total kapasitas 5,82 MW dengan alokasi anggaran sebesar Rp 453 miliar. Sementara di NTT terdapat 24 lokasi PLTS dengan kapasitas 5,35 MW dengan dana mencapai Rp 170 miliar.

Selain PLTS, pembangkit EBT lainnya yang dibangun dengan PMN adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 dan 2 di Aceh dengan dana mencapai Rp 377 miliar. “Sedangkan Aceh akan dibangun PLTA Pisangan kapasitas 87 MW,”kata Zulkifli. (RI)