JAKARTA – PT PLN (Persero) menyatakan dekarbonisasi atau netral karbon sudah masuk dalam rencana perusahaan. PLN dipastikan akan mematikan seluruh Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara di tanah air untuk mendukung target tersebut.

Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN, mengungkapkan PLN baru akan mempesiunkan seluruh PLTU berbahan bakar batu bara pada 2060. PLTU yang dipensiunkan bahkan sekelas PLTU ultra supercritical yang diklaim paling ramah terhadap lingkungan karena menghasilkan emisi paling rendah.

Dalam skenario menuju netral karbon mulai tahun depan PLN tidak menerima lagi rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara yang baru. “Mulai 2022 ke depan enggak ada kontrak baru PLTU. PLN hanya jalankan kontrak dan PPA yang sudah di tanda tangan dan financial close,” kata Zulkifli dalam webinar Investor Daily summit, Rabu (14/7).

Upaya mempensiunkan PLTU secara masif kemudian akan dilakukan bertahap mulai tahun 2025 dimana PLTU dengan total kapasitas 1,1 Gigawatt (GW) akan digantikan dengan pembangkit listrii berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Selanjutnya pada tahun 2030,PLN mulai mempensiunkan PLTU subcritical. “Retirement subcritical tahap pertama dengan kapasitas 1 GW,” tukas Zulkifli.

Lalu dilanjutkan pada 2035 dengan mempensiunkan atau mematikan PLTU subcritical tahap kedua dengan total akapasitas 9 GW. Selanjutnya tahun 2040 PLN mulai tidak gunakan PLTU supercritical dengan total kapasitas pembangkitnya mencapai 10 GW.

Pada 2045 hingga 2055 akan dilanjutkan mempensiunkan PLTU bertipa ultra supercritical tahap pertama dengan total kapasitas pembangkit sebesar 24 GW. Ini dilakukan secara bertahap hingga 2055 dan diakhiri dengan mempensiunkan PLTU ultra supercritical dengan total 5GW pada 2055.(RI)