jAKARTA – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Indonesia Power, Priok Power Generation and O&M Services Unit (POMU) mengolah air desalinasi dari operasional PTGU yang memiliki debit tinggi untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Listrik yang dihasilkan kemudian digunakan untuk penerangan gedung kantor dan membantu memenuhi kebutuhan listrik bagi kebun hidroponik warga di daerah Sunter, Jakarta Utara.

M. Syaifuddin, Pelaksana Senior Lingkungan PRO POMU, mengungkapkan 4 Blok Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dengan 10 turbin gas dan 4 turbin uap dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.723 MW dan 6 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas total 101 MW hasilkan air desilat yang kemudian dipisahkan dari air laut dan digunakan untuk keperluan operasi unit, fire-fighting system, domestic water, dan lainnya. Air sisa proses desalinasi ini kemudian dialirkan kembali ke laut.

“Bila sebelumnya air sisa desalinasi ini dibuang begitu saja ke laut melalui outfall dengan debit 207,4 m3/h, kini energi potensial sisa desalinasi tersebut diubah menjadi energi listrik melalui PLTMH,” kata Syaifuddin, Jumat (26/6).

Energi listrik yang dihasilkan digunakan di gedung kantor dan juga disimpan dalam baterai 12 V 100AH yang dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik bagi kebun hidroponik di daerah Sunter, Jakarta Utara.

Syaifuddin mengungkapkan dengan beroperasinya PLTMH ini potensial saving energi yang dihasilkan mencapai 6 kW-8 kW dan digunakan untuk menerangi Gedung “Priok Learning Center”, juga disimpan dalam baterai (aki) 12V 100Ah yang disalurkan bagi program pemberdayaan masyarakat sekaligus menjawab permasalahan ketahanan pangan pada wilayah ring 2 PRO POMU di Sunter Muara dalam program bertajuk “Taman Hatinya Sunter”, melalui usaha hidroponik sayuran organik seperti pokcoy, bayam, kangkung, selada dan lain lain.

Raihan Muhammad, Operator GT, HRSG & ST BLOK 3, mengatakan tidak hanya menghemat dan ramah lingkungan, masyarakat sekitar juga terbantu untuk menghidupkan pompa pada kebun hidroponik dengan energi baru terbarukan yang disimpan di baterai dalam bentuk paket aki. “Kami sebagai operator pembangkit akan mendukung penuh program ini dengan menjaga kehandalan PLTMH, dan melakukan monitoring secara berkala,” kata Raihan.

Bahkan, lanjut Raihan, di tengah pandemi Covid-19 saat kegiatan masyarakat cukup terhambat, program lingkungan PLTMH ini tetap mampu menghidupkan aktivitas dan menambah penghasilan masyarakat sekitar. “Selain untuk penggerak hidroponik, energi dari aki ini juga dimanfaatkan warga untuk proses pembuatan kue kering hingga penerangan rumah produksi,” tandas Raihan.(RI)