JAKARTA – PT Pertamina (Persero) hingga tiga bulan pertama tahun ini sudah melakukan lifting crude oil atau minyak mentah mencapai 67,4 juta barel minyak dengan rincian proporsi realisasi lifting minyak mentah domestik 62,9% atau sekitar 42,4 juta barel dan sisanya dipenuhi dari impor.

“Sekitar 37,1% crude impor atau sekitar 25 juta barel, dengan target lifting (GOI + APH) di 2021 sebesar sekitar 188,7 juta barel,” kata Fajriyah Usman, Pjs SVP Corporate Communication and Investor Relations Pertamina, Rabu (19/5).

Menurut Fajriyah, berdasarkan program yang telah disusun untuk lifting tahun ini (2021) terdapat 39 terminal lifting crude untuk 56 minyak mentah yang harus dilifting oleh Pertamina. Untuk itu perencanaan matang harus dilakukan untuk memastikan lifting bisa dilakukan sesuai dengan jadwal.

“Sehingga kegiatan operasional Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tetap terjaga serta supply minyak mentah ke Kilang Pertamina tetap dapat terpenuhi sesuai kebutuhan sehingga produksi kilang tetap terjamin ketersediaannya,” ungkap Fajriyah.

Dia mengatakan Pertamina sebagai tulang punggung dalam penyediaan BBM, BBK dan LPG untuk kebutuhan dalam negeri dituntut untuk selalu siap dalam hal ketersedian BBM, BBK & LPG secara jadwal, volume dan kualitas. “Pertamina sendiri mengelola tujuh unit Kilang yang tersebar dari Sumatera sampai Papua sebagai sarana produksi BBM, BBK dan LPG,” ujar Fajriyah.

Agar dapat beroperasi dalam memproduksi BBM, BBK dan LPG tentu Kilang memerlukan feed diantaranya minyak mentah, kondensat dan intermedia dimana masing-masing kilang memiliki
kapasitas design dan kapasitas tanki feed.

Tujuh unit kilang yang selama ini beroperasi diantaranya kilang Dumai dengan kapasitas 120 ribu barel dan kapasitas tanki minyak mentah 1,050 juta barel. Lalu kilang S. Pakning dengan kapasitas 50 ribu barel dan kapasitas tanki timbun 520 ribu barel.

Kemudian Refinery Unit (RU) III kilang Plaju dengan kapasitas 126,2 ribu barel dan kapasitas tanki 812 ribu barel.

Kilang Cilacap CDU I berkapasitas 118 ribu barel dengan kapasitas operasional 2,774 juta barel. Lalu CDU II berkapasitas 230 ribu barel dengan kapasitas tanki operasional sebesar 2,923 juta barel.

Kilang Balikpapan CDU IV dengan kapasitas 200 ribu barel dan kapasitas tanki operasional 3,18 juta barel kemudian untuk CDU V berkapasitas 60 ribu barel dan kapasitas tanki operasional 720 ribu barel.

Lalu ada kilang Balongan dengan kapasitas pengolahan 125 ribu barel dan kapasitas tanki operasional sebesar 2,67 juta barel. Kemudian Kilang Kasim kapasitas 10 ribu barel dengan kapasitas tanki operasional 39 ribu barel dan TPPI Tuban dengan kapasitas 98 ribu barel dan kapasitas tanki operasional 1,348 juta barel.(RI)