JAKARTA – PT Pamapersada Nusantara, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) hingga tujuh bulan 2018 telah memproduksi batu bara milik milik klien 68 juta ton, naik 8,8% dibanding periode Januari-Juli 2017 sebesar 62 juta ton. Berdasarkan laporan bulanan United Tractors, produksi batu bara milik klien Pamapersada sepanjang tujuh bulan ini mencapai puncaknya pada Juli sebesar 11,5 juta. Untuk produksi terendah dicatat pada Februari sebesar 8,6 juta ton.

Alat berat milik Pamapersada memindahkan batu bara ke truk pengangkut.

Pamapersada memiliki kontrak pengelolaan tambang milik sejumlah perusahaan batu bara domestik, seperti PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO); PT Bukit Asam Tbk (PTBA); PT Indominco Mandiri Tbk, PT Kaltim Prima Coal; PT Kideco Jaya Agung; PT Jembayan Muarabara dan PT Trubaindo Coal Mining.

Pamapersada juga mencatat peningkatan volume pemindahan lapisan tanah penutup (overburden removal) pada periode Januari-Juli 2018 sebesar 22,8% menjadi 534,3 juta bank cubic meter (bcm) dibanding periode yang sama tahun lalu 435 juta bcm.

Pada semester I 2018, Pamapersada membukukan pendapatan Rp17,4 triliun, naik 32% dibanding periode yang sama 2017 sebesar Rp29,43 triliun. Pendapatan Pamapersada berkontribusi 44,7% dari total pendapatan United Tractors pada semester I 2018 yang mencapai Rp38,94 triliun.

Tambang Martabe

Pendapatan Pamapersada dan United Tractors pada umumnya berpotensi meningkat signifikan pada tahun ini menyusul akuisisi yang dilakukan PT Danusa Tambang Nusantara terhadap 95% saham PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Tambang Emas Martabe

United Tractors merupakan pemegang 60% saham Danusa dan 40% sisanya dikuasai Pamapersada. Transaksi akuisisi Agincourt senilai US$1,21 miliar itu ditargetkan tuntas sebelum akhir 2018.

Agincourt pada kuartal I 2018 membukukan pendapatan sebesar US$141,54 juta dan laba bersih US$51,66 juta. Artinya, jika rata-rata laba bersih stabil sebesar US$50 juta per kuartal, hingga akhir 2018 Agincourt akan membukukan laba bersih US$200 juta atau setara Rp2,9 triliun.(AT)