JAKARTA – Hilirisasi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jadi motor dari kebijakan hilirisasi di berbagai sektor. Kesuksesan hilirisasi di sektor mineral misalnya bisa menjadi contoh bahwa jika sudah dijalankan nilai tambah yang dihasilkan pasti meningkat pesat.

Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia pun menegaskan sejak tahun 2020 Indonesia telah stop ekspor nikel mentah. Alhasil kini terdapat 43 industri pengolahan nikel, yang tentunya membuka peluang kerja sangat besar.

Menurutnya jika upaya hilirisasi ini dikembangkan pada sektor komoditas lain, maka akan meningkatkan pendapatan perkapita sebesar Rp153 juta  pada 10 tahun kedepan dan Rp217 juta pada 15 tahun kedepan.

“Jika kita konsisten mampu melakukan hilirisasi untuk nikel kemudian tembaga, kemudian bauksit, kemudian CPO (minyak sawit), rumput laut, dan lain-lainnya, berdasar perkiraan hitung-hitungan dalam 10 tahun pendapaan per kapita kita akan mencapai 153 juta rupiah, dalam 15 tahun pendapatan perkapita kita akan mencapai 217 juta rupiah” kata Jokowi beberapa hari lalu di Jakarta.

Presiden juga menyarankan agar upaya hilirisasi tidak hanya berfokus pada komoditas mineral, namun juga non mineral. Selanjutnya Jokowi meminta para stakeholder agar bermitra dengan umkm, nelayan, sehingga masyarakat kecil juga dapat langsung menikmati manfaatnya.

“Yang mengoptimalkan kandungan lokal yang bermitra dengan umkm, bermitra dengan petani, bermitra dengan nelayan, sehingga manfaatnya terasa langsung bagi rakyat kecil. Upaya ini sedang kita lakukan dan harus terus dilanjutkan”, ujar Jokowi.

Selain itu dalam mendukung hilirisasi dan kegiatan tambang, Jokowi mewanti-wanti para pelaku usaha untuk tidak melupakan kewajibannya berkontribusi terhadap lingkungan. Dia menegaskan kewajibkan para pelaku usaha tambang untuk melakukan reklamasi lahan pasca tambang.

“Pemerintah telah mewajibkan perusahaan tambang sekarang ini untuk membangun pusat pembibitan, membangun pusat persemaian untuk menghutankan kembali lahan pasca tambang, pasca penambangan” ungkap Jokowi. (RI)