JAKARTA– Harga minyak mentah global pada Senin (17/9) WIB melemah dipicu kekhawatiran investor atas kemungkinan pemerintahan Amerika Serikat yang bersiap memberlakukan tarif tambahan terhadap China, melampaui kekhawatiran soal pasokan akibat sanksi Iran. Presiden AS Donald Trump menginstruksikan penerapan tarif sekitas US$ 200 miliar produk China.
Harga minyak minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2018 di New York Mercantile Exchange turun 0,25% ke US$ 68,82 per barel dari harga akhir pekan lalu. Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman November 2018 di ICE Futures turun 0,15% ke US$ 77,97 per barel dari posisi akhir pekan lalu US$ 78,09 per barel.
“Ekspektasi pasar untuk kekurangan pasokan telah mereda setelah data pekan lalu menunjukkan peningkatan pasokan, sementara investor menurunkan prospek permintaan minyak,” kata Wang Xiao, Kepala Riset Guotai Junan Futures seperti dikutip Reuters.
Meningkatnya eskalasi perdagangan memicu kekhawatiran tentang potensi pertumbuhan yang lebih lambat dalam konsumsi minyak, mengimbangi kekhawatiran pasokan yang berasal dari sanksi Amerika terhadap Iran terkait program nuklirnya.
Penyuling di India, pembeli minyak mentah terbesar kedua Iran akan memangkas muatan minyak mentah bulanan mereka dari Teheran untuk September dan Oktober hampir setengahnya dari awal tahun ini.
Setelah pengumuman akhir pekan lalu, harga minyak cenderung turun. “Perdagangan akhir pekan lalu mengonfirmasi resistance kuat US$ 80 per barel untuk minyak brent,” kata konsultan Petromatrix dalam catatan yang dikutip Reuters.
Sebelumnya ada spekulasi harga minyak acuan internasional ini bisa mencapai di atas US$ 80 per barel akibat adanya sanksi AS terhadap Iran. Tapi, minyak sulit bertahan di harga tersebut. Harga tertinggi minyak acuan ini berada di US$ 79,74 per barel pada pekan lalu. (RA)
Komentar Terbaru