JAKARTA – PT Pertamina EP,  anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu telah mengajukan usulan skenario perubahan rencana kegiatan kerja pada 2020. Hal itu dilakukan untuk merespon kondisi rendahnya harga minyak dunia sejak awal tahun ini.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP, mengungkapkan skenario sudah dibuat dengan berbagai asumsi parameter keekonomian, seperti harga minyak, kurs dolar Amerika Serikat, belanja modal (capital expenditure/capex), dan operational expenses.

“Maka impact-nya ke produksi dan ujung-ujungnya ke rugi atau laba perusahaan,” kata Nanang kepada Dunia Energi, Rabu (8/2).

Nanang menuturkan ada dua asumsi yang signifikan akan mempengaruhi keekonomian program-program kerja di Pertamina EP, yaitu harga minyak dan kurs. Penurunan harga minyak tentu mempengaruhi keekonomian dari rencaka kegiatan tersebut, sehingga perlu di-review lagi atau dibatalkan.

“Contoh pada harga minyak rata-rata US$30 per barel maka ada sekitar 42 sumur pengembangan yang harus dibatalkan atau ditunda dan otomatis target produksi tidak akan tercapai dan juga ujung-ujungnya mempengaruhi pada target revenue dan profit,” kata Nanang.

Sementara jika harga minyak bergerak menjadi rata-rata seitar US$40-an per barel maka jumlah pengeboran yang dipangkas akan disesuaikan. “Sekitar 20-an sumur,” tukasnya.

Menurut Nanang, harga minyak periode Januari-Feruari 2020 turun sedikit, jadi rata-rata harga minyak dalam satu tahun masih bisa diatas US$40 per barel.

Pada tahun ini Pertamina EP sebenarnya mematok asumsi harga minyak sebesar US$ 63 per barel. Dengan asumsi harga tersebut maka seharusnya ada 108 sumur pengembangan yang dibor. Tahun ini Pertamina menargetkan produksi minyak mencapai 85 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 746 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Nanang masih optimistis harga minyak masih bisa bergerak naik, hanya saja itu diperkirakan tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

“Belajar dari pengalaman, selalu kembali rebound (harga minyak). Harapan saya masuk kuartal III sudah terjadi,” kata Nanang.(RI)