JAKARTA – Kenaikan ekspor minyak negara-negara yang tergabung dalam OPEC menekan harga minyak hingga menjauhi level US$50 per barel. Patokan Amerika Serikat, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun US$1,94 menjadi US$45,13 per barel di New York Mercantile Exchange pada penutupan Rabu (Kamis pagi WIB).

Demikian pula patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, turun US$1,82 menjadi ditutup di level US$47,79 per barel di London ICE Futures Exchange.

Data Thomson Reuters Oil Research Ekspor seperti dikutip Antara menunjukkan ekspor minyak OPEC naik untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni. OPEC mengekspor 25,92 juta barel per hari pada Juni, naik 450 ribu barel per hari dari Mei dan 1,9 juta barel per hari lebih besar dari setahun sebelumnya.

Dolar AS yang lebih kuat juga membebani minyak yang dihargakan dalam mata uang greenback (dolar AS), sehingga lebih mahal bagi para pembeli dalam mata uang lainnya. Dolar AS diperdagangkan lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Rabu (5/7), setelah Federal Reserve merilis risalah dari pertemuannya pada Juni.

Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) Juni 2017 sebesar US$43,66 per barel, turun sebesar US$3,43 per barel dibanding ICP Mei 2017 sebesar US$47,09 barel.

“Kalau kita lihat sudah dua bulan terakhir ini ICP turun terus. ICP April sebesar US$49,56 per barel, lalu turun pada Mei menjadi US$47,09 per barel, lalu turun lagi Juni ini menjadi US$43,66 per barel,” ungkap Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Penurunan ICP tersebut dipicu oleh penurunan harga minyak dunia. Harga rata-rata minyak jenis Brent Juni 2017 sebesar US$47,55 per barel turun dari bulan sebelumnya sebesar US$51,39 per barel. Demikian halnya minyak WTI Juni 2017 turun menjadi US$45,20 per barel dibanding bulan sebelumnya sebesar US$48,54 per barel.(AT)