NEW YORK– Harga minyak melonjak lebih dari 4% pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat (5/3) pagi WIB, mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun. Hal ini didorong oleh sikap OPEC dan sekutunya yang menyepakati untuk mempertahankan produksi tidak berubah hingga April, dengan alasan bahwa pemulihan permintaan dari pandemi virus corona masih rapuh.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei, terangkat US$2,67 atau 4,2%, menjadi menetap di US$66,74 per barel, setelah sempat menyentuh US$67,75, tertinggi sejak Januari 2020.

Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April berakhir US$2,55 atau 4,2% lebih tinggi, menjadi US$63,83 per barel, juga setelah mencapai tertinggi sejak Januari 2020 pada US$64,86.

Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, menyatakan bahwa OPEC telah mengejutkan pasar. Pesan yang dikirim OPEC ke pasar adalah mereka sangat ingin melihat harga minyak semakin panas dan pada akhirnya, sangat membantu dalam mengurangi ketergantungan pada persediaan yang dibangun tahun lalu akibat COVID-19.

Beberapa analis telah memperkirakan OPEC+, aliansi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen utama lainnya, akan meningkatkan produksi sekitar 500.000 barel per hari.

Pemimpin kelompok itu, Arab Saudi, menyatakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak sukarela sebesar satu juta barel per hari (bph), dan memutuskan dalam beberapa bulan mendatang kapan akan menghentikannya secara bertahap.

“Namun ada satu duri dalam koktail bullish dan sangat sedikit yang terkejut. Rusia ingin meningkatkan produksi,” kepala pasar minyak di Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen mengatakan dalam sebuah catatan.

OPEC+ menyetujui melanjutkan tingkat produksi saat ini hingga April, kecuali bahwa Rusia dan Kazakhstan akan diizinkan untuk meningkatkan produksi masing-masing sebesar 130.000 dan 20.000 barel per hari pada April, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan pada Kamis (4/3).

Tonhaugen menyatakan, selain Rusia, pemenang terbesar dari perpanjangan (pengurangan produksi) OPEC+ adalah AS. Dengan level harga seperti itu yang sekarang lebih meningkat setelah berita kemungkinan konsensus perpanjangan, AS dapat dengan nyaman meningkatkan produksi, bahkan dari proyek-proyek dengan titik impas yang mahal. (RA)