CHICAGO– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menetap lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (6/4) pagi WIB. Kenaikan harga emas sebagian besar dipicu karena investor beralih ke pembelian teknis (technical buying) setelah logam mulia turun selama dua hari berturut-turut.

Kantor berita Xinhua menyebutkan, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni naik US$1,3 atau 0,10%, menjadi ditutup di US$1.295,60 per ounce.
Sementara itu, logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik US$0,02 sen atau 0,01%, menjadi berakhir di US$15.086 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli bertambah US$0,90 atau 0,10%, menjadi ditutup pada US$905,40 per ounce.

Namun, pasar emas membukukan kerugian mingguan karena sebagian besar investor lebih menyukai aset-aset yang dianggap berisiko, seperti saham, daripada aset-aset safe haven. Dalam beberapa hari sebelumnya, sebagian besar investor memilih beralih ke aset-aset berisiko, menyusul kemajuan dalam perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mendorong selera terhadap saham dan menjauh dari logam mulia.

Peningkatan emas berjangka sebagian diimbangi oleh dolar AS yang lebih kuat selama sesi ini. Indeks dolar AS, yang mengukur dolar As terhadap enam mata uang saingannya, naik 0,13% menjadi 97,43 pada pukul 17.30 GMT.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS menguat maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang dihargai dalam dolar AS menjadi mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya. (RA)