JAKARTA – PT PLN (Persero) mulai mengoperasikan empat fasilitas baru sebagai penunjang distribusi listrik di provinsi Aceh. Empat fasilitas baru tersebut terdiri dari tiga Gardu Induk (GI) dan satu Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, selain dapat  meningkatkan kapasitas penyediaan energi listrik untuk Provinsi Aceh khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah, kehadiran GI & SUTT ini juga berpotensi untuk penghematan perusahaan sebesar Rp 265,5 miliar per tahun.

“Kami harap peresmian ini bisa mendukung pertumbuhan perekonomian Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah melalui kehandalan sistem kelistrikan dan suplai yang mencukupi” kata Jonan, Selasa (9/4).

Adapun ketiga gardu induk yang mulai beroperasi adalah Gardu Induk 150 kV Takengon dan Gardu Induk (GI) Extension 150 kV Bireuen dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Takengon – Bireuen.

Kemudian ada Gardu Induk 150 kV Kutacane dan Gardu Induk Extension 150 kV Berastagi, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV Berastagi – Kutacane.

Serta Gardu Induk 150 kV Subulusalam dan Gardu Induk (GI) Extension 150 kV Sidikalang dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Sidikalang – Subulusalam.

Untuk kedepannya GI dan SUTT Takengon -Bireuen dapat berfungsi sebagai evakuasi daya PLTA Peusangan 1&2 kapasitas 88 MW yang direncanakan COD pada tahun 2021 – 2022.

Kehadiran PLTA Peusangan nantinya selain bisa memenuhi kebutuhan listrik tapi juga bisa menghemat biaya operasional PLN, khususnya di wilayah Aceh hingga Rp26 miliar/tahun.

Jonan menambahkan khusus GI 150 kV Takengon dan SUTT 150 kV Takengon – Bireuen merupakan GI dan SUTT pertama di Aceh Bagian Tengah dengan kapasitas 30 MVA.

Wiluyo Kusdwiharto,  Direktur Bisnis Regional Sumatera,  menuturkan percepatan penyediaan fasilitas pendukung yang dilakukan PLN  diharapkan bisa menarik investor untuk datang dan memanfaatkan energi listrik yang tersedia.

Kehadiran empat fasilitas baru membuat koneksi sistem 150 kV Sumatra Bagian Utara yang menjadi salah satu sumber suplai utama untuk permintaan energi listrik di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.

“Sistem handal dan PLN bisa menghemat hingga Rp265,5 miliar per tahun. Hal ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, mulai dari warga, stakeholder dan pemerintah Provinsi Aceh, serta kerja keras dan cerdas teman-teman PLN,” kata Wiluyo.(RI)