JAKARTA – PT Geo Dipa Energi (Persero), BUMN panas bumi, mendorong seluruh pengembang untuk memiliki lima prinsip sebagai dasar pengembangan panas bumi di Indonesia. Hal ini penting mengingat pengembangan geothermal itu membutuhkan biaya diawal.

“Tanpa memiliki 5 prinsip dasar bagi Geo Dipa, maka percepatan pembangunan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) akan tidak eksponensial pertumbuhannya karena sudah pasti untuk mendapatkan pendanaan yang besar tersebut akan mengalami kesulitan,” kata Riki F Ibrahim, Direktur Utama Geo Dipa, dalam acara Digital Indonesia International Geothermal Convention (DGIIC) 2021, Kamis (23/9).

Riki menjelaskan, lima prinsip dasar tersebut sebetulnya bukan prinsip baru namun sayangnya belum banyak disadari oleh pemangku kepentingan. Kelima prinsip dasar yang diterapkan Geo Dipa Energi antara lain, pertama karakter yang menunjukan secara umum kejujuran, kepribadian, dan kredibilitas dari peminjam. Kedua, kapasitas yang menunjukkan kemampuan peminjam untuk membayar kembali pinjaman berdasarkan arus kas yang tersedia. Ketiga, modal yang menunjukkan tingkat komitmen dari peminjam. Keempat, kondisi kesehatan ekonomi secara keseluruhan dan spesifikasi pinjaman. Analisis pasar tren terkait industri (Geothermal). Dan kelima, jaminan aset berharga yang dijanjikan peminjam untuk mengamankan kepentingan pemberi pinjaman dalam saldo pinjaman.

Riki mengatakan bahwa dalam acara 2021 United Nation Climate Change Conference (UNCCC) di Glasgow, Skotlandia, nantinya para pemimpin dunia termasuk Indonesia harus mempresentasikan target Net Zero Emission (NZE).
Tentunya target pembangunan PLTP Indonesia menjadi bagian yang penting kedalam dokumen yang akan dipresentasikan oleh pemerintah pada acara akbar tersebut karena pembangunan PLTP melibatkan pembangunan ekonomi melalui kontribusi Environment, Social, Governance yang berkelanjutan serta dari sisi SDM dan masyarakat, berbagai tingkatan pekerja dari buruh sampai pendidikan S1, S2, S3 ikut terlibat.

“Diharapkan kapasitas total listrik dari PLTP Indonesia dapat mencapai 30-40% dari total sumber daya yang ekivalen kurang lebih 23 GW,” ujarnya.

Tentunya, kata Riki, apabila lebih besar akan lebih baik lagi agar taget NZE dunia tercapai. Jalan satu-satunya adalah pembangunan pembangkit energi terbarukan termasuk PLTP harus dilakukan secara eksponensial melalui dukungan pendanan dunia.

“Target pencapaian yang akan dipresentasikan oleh pemerintah dalam pertemuan dengan para pemimpin dunia di 2021 UNCCC Glasgow, yang direncanakan berlangsung pada tanggal 31Oktober – 12 November 2021 perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan di bidang energi terbarukan, baik dari sisi regulasi, teknologi, dan pendanaan guna mencapai komitmen NZE,” kata Riki.(RA)