JAKARTA – PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), emiten bahan kimia dan bahan bakar nabati, hingga Oktober 2015 mencatat penjualan bahan bakar nabati (BBN) jenis biodiesel sebesar 23.306 kiloliter. Immanuel Sutarto, Presiden Komisaris Eterindo, mengatakan dari total capaian penjualan biodiesel hingga akhir Oktober lalu, sebanyak 10.138 KL dipasok ke PT Pertamina (Persero).

“Sampai dengan Oktober, sekitar 32% atau 10.138 kl penjualan biodiesel ditujukan ke Pertamina,” kata dia, Rabu.

Menurut Immanuel, sampai saat ini bisnis biodiesel masih terkendala harga. Harga indeks pasar (HIP) biodiesel ditetapkan pemerintah dengan patokan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/(CPO).

“Selisih harga dibayar dari dana yang dipungut dari bea keluar (BK) ekspor CPO sudah bisa jalan walau belum lancar per bulannya. Capaian bisnis biodiesel untuk 2015 susah karena harga,” ungkap dia.

Eterindo merupakan salah satu produsen yang akan memasok biodiesel ke Pertamina guna mendukung implementasi pencampuran biodiesel 15% ke bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Untuk periode September – Desember 2015,Eterindo akan memasok biodiesel ke Pertamina sebanyak 26.000 KL.

Penjualan biodiesel hingga saat ini memberikan kontribusi terbesar bagi Eterindo. Sepanjang tahun ini, Eterindo menargetkan kontribusi penjualan biodiesel mencapai 70%, perdagangan kimia 25%, tandan buah segar 5%.

Untuk bisnis perkebunan, perseroan tengah menyelesaikan perkebunan sawit (PKS) PT Maiska Bhumi Semesta dengan target operasional paling lambat awal 2017. Maiska Bhumi Semesta memiliki total lahan konsesi seluas 40.000 hektar (Ha).

Hingga September 2015, Eterindo membukukan pendapatan Rp 248,13 miliar, jauh menurun dibanding pendapatan periode yang sama tahun lalu Rp860,59 miliar. Anjloknya pendapatan disebabkan turunnya penjualan biodiesel hingga 78% menjadi Rp146,27 miliar. Selain itu, penjualan bahan kimia turun 49% menjadi Rp95,74 miliar. Hanya penjualan tandan buah segar yang naik menjadi Rp6,1 miliar.(RA)