JAKARTA – PT Elnusa Tbk (Elnusa), perusahaan penyedia jasa migas dengan kode saham ELSA, memproyeksikan laba bersih pada 2022 sebesar Rp200 miliar, naik dari realisasi 2021 sebesar Rp108 miliar. Hingga kuartal I 2022, Elnusa membukukan laba bersih yang belum diaudit (unaudited) sebesar Rp75 miliar.

Sementara itu, pendapatan perusahaan tahun ini diproyeksikan sama seperti tahun lalu sebesar Rp8 triliun. Untuk mencapai target tersebut perusahaan mengalokasikan belanja modal Rp700 miliar untuk investasi pada sejumlah peralatan hulu dan hilir migas

John Hisar Simamora, Direktur Utama Elnusa, mengatakan salah satu upaya perusahaan adalah melakukan diversifikasi revenue, tidak hanya dari kegiatan hulu migas (upstream) sebagai bisnis inti (core business) namun juga berbagai kegiatan di hilir migas.

“Ada banyak peluang yang bisa dioptimalkan oleh Elnusa, selain pasar hulu migas terutama peluang sinergi dari pembentukan SHU (Subholding Upsteam) serta peningkatan kepemilikan SHU di Elnusa, seperti pasar hilir migas, termasuk pengembangan infrastrukturnya, pengembangan digitalisasi , peluang chemical penunjang upstream, dan green energy services,” kata John dalam silaturahmi dan buka puasa bersama dengan wartawan di Jakarta, Rabu (13/4).

Menurut John, diversifikasi ini pula salah satu faktor yang membuat Elnusa kembali berhasil memperoleh peringkat “idAA-“ dan peringkat “idAA-(sy)” untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I tahap I Tahun 2020 dengan predikat outlook “stabil” dari Pefindo yang berlaku 7 April 2022 hingga 1 April 2023. Perolehan ini diberikan berdasarkan data Perusahaan dan laporan keuangan audit per 31 Desember 2021.

“Di tengah Covid-19, banyak yang khawatir akan membuat kinerja merosort,, namun ternyata kami bilsa mempertahankan,” katanya.

Bachtiar Soeria Atmadja, Direktur Keuangan Elnusa, mengatakan peringkat yang didapat mencerminkan sinergi bisnis yang kuat dengan Grup Pertamina, posisi Perusahaan yang kuat serta adanya diversifikasi pendapatan di bisnis jasa pendukung minyak dan gas (migas), dan kondisi keuangan Perusahaan yang kuat.

Peringkat dibatasi oleh volatilitas harga minyak serta eksposur Perusahaan terhadap risiko proyek yang dijalankan. ELSA dapat meningkatkan prestasinya dengan memperkuat posisi bisnisnya, ditunjukkan oleh pertumbuhan pendapatan dan laba yang signifikan, dengan tetap mempertahankan rasio struktur modal yang konservatif dan proteksi arus kas Perusahaan yang kuat secara berkelanjutan.

Bachtiar mengatakan bahwa dengan pencapaian kinerja yang baik serta catatan budaya HSSE yang memuaskan dapat mempertahankan Elnusa dalam meraih peringkat tersebut. Selain itu, ini membuktikan komitmen Elnusa sebagai penyedia layanan bisnis jasa migas nasional dalam menciptakan berbagai inovasi serta service terbaiknya.

“Ke depan Elnusa akan terus mengembangkan inovasi-inovasi serta peringkat yang diraih akan dijadikan sebagai tolak ukur untuk kemajuan Elnusa ke depan. Melalui kiprah Elnusa di Industri Jasa Migas yang sudah mumpuni selama 52 tahun ini, kami juga akan terus menjadi mitra kerja yang handal dan terpercaya guna mendukung bisnis Elnusa yang keberlanjutan saat ini dan dikemudian hari,” jelas Bachtiar.

Aditya Dewobroto,Vice President of Strategic Planning & Corporate Management Elnusa, mengungkapkan seiring dengan perubahan bauran energi dimana gas akan menjadi energi transisi menuju energi baru terbarukan (EBT), maka Elnusa juga perlu melakukan penyesuaian.

“Elnusa berencana untuk masuk ke dalam bisnis gas,” kata Aditya.(AT)