JAKARTA – Berbagai upaya untuk mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik terus ditempuh. Namun ada satu hal yang dipastikan jadi kunci utama yakni harga yang terjangkau.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, menegaskan harus ada skema yang jelas agar kendaraan listrik bisa diakses semua lapisan masyarakat. Untuk itu kuncinya adalah keterjangkauan harga.

Menurut dia, listrik murah bukanlah jawaban utama, melainkan juga harus dilihat dari sisi kendaraan mau komponen pendukung lainnya.

“Gimana ada skema yang affordable biar masyarakat bisa mengakses EV-nya (Electric Vehicle ini. Bukan listriknya aja yang murah. Tapi motor dan mobilnya ini musti murah. Belum tentu di rumahnya bisa ngecharge. Banyak listriknya yang masih disubsidi. Nggak cuma butuh charging station, tapi baterai swap. Nah, affordably (terjangkau) ini yang penting,” jelas Nicke disela peluncuran Transisi Energi G20, Kamis (10/2).

Ketersediaan pasokan listrik juga tidak bisa mengandalkan dari interkoneksi. Menurut Nicke listrik dari interkoneksi atau jaringan harganya masih mahal serta tidak andal. Sementara jika mengandalkan Energi Baru Terbarukan (EBT) listrik yang dihasilkan tidak bisa selalu masuk ke interkoneksi atau jaringan listrik. Sehingga listriknya bisa lebih murah.

“Kalau interkoneksi maka masih mahal. Green Energy itu nggak bisa ditransport. Listrik yang ditransport dan itu butuh interkoneksi dan itu akan mahal dan kurang andal. Kami ingin mendetailkan disitu. How to accelerate itu banyak idenya. Tapi bagaimana apa challange kita untuk mendorong transisi ini yang mandiri tapi murah untuk masyarakat?,” jelas Nicke.

Nicke menuturkan tantangan lainnya dalam kembangkan kendaraan listrik adalah pendanaan juga teknologi. Menurutnya Indonesia sampai sekarang belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk kembangkan kendaraan listrik secara mandiri. Untuk itu diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak yang lebih berpengalaman. ” Kita belum punya teknologi yang proven cepat kita gunakan. Global colaboration ini gapapa kita lakukan untuk bisa mengakses ke teknologi dan financing,” ujar Nicke. (RI)