JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan distribusi Green Diesel atau D-100 yang diproduksi PT Pertamina (Persero) masih harus menunggu uji coba di kendaraan. Selain itu, produksi D-100 harus dipastikan berlangsung terus-menerus. Karena itu D-100 tidak dapat langsung didistribusikan ke masyarakat.

Andriah Feby Misna, Direktur Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, mengatakan pemerintah tetap terus mendorong pemanfatatan bahan bakar nabati sambil terus melakukan uji coba B40 dan pengembangan green fuel yang nantinya diharapkan dapat menghasilkan Green Diesel (D100), Green Gasoline (G100) dan Green Jet Avtur (J100) berbasis minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Di beberapa kilang, Pertamina berhasil menginjeksikan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) pada unit Distillate Hydrotreating Refinery Unit (DHDT) katalis Merah-Putih hasil karya Tim ITB. Bahkan di Kilang Dumai, uji coba pengolahan RBDPO sudah mencapai campuran 100% dan menghasilkan D-100.

“Untuk implementasinya seperti apa, perlu dilihat uji coba di kendaraan, termasuk bagaimana keekonomiannya,” kata Feby, Selasa (21/7).

Apalagi Pertamina sampai kini masih sebatas uji coba produksi D-100 alias dan belum berkesinambungan. Namun poin utamanya dari sisi kemampuan kilang, Indonesia sudah mampu memproduksi D-100.

“Harapannya uji coba ini bisa dilanjutkan di kilang lainnya dan diimplementasikan secara kontinyu, sehingga kita benar-benar bisa mandiri dalam menghasilkan bahan bakar minyak yang ramah lingkungan dengan bahan baku dari dalam negeri,” ungkap Feby.

Pertamina sebelumnya mengklaim produksi D-100 di Kilang Dumai menyusul keberhasilan uji produksi yang ketiga kalinya pada 2-9 Juli kemarin. Saat ini produksi D-100 dari Kilang Dumai baru sebesar 1.000 barel per hari (bph).

Sejauh ini, Pertamina melalui anak usahanya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), telah menggelar uji performa D-100 dalam campuran bahan bakar di kendaraan.

Budi Santoso Syarif, Wakil Direktur Utama, mengatakan KPI bahan bakar yang digunakan dalam uji performa tersebut adalah campuran D-100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%.

“Menurut hasil uji lab kami, terukur bahwa angka Cetane Number campuran D-100 dan Dexlite yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari Dexlite yang memiliki Cetane Number 51. Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100,” kata Budi.

Uji performa dilakukan pada 14 Juli 2020 sepanjang 200 kilometer (km) menggunakan kendaraan jenis MPV berbahan bakar diesel keluaran 2017. Selain hasil uji kuantitatif yang bagus, pengguna kendaraan pun tetap merasa nyaman selama menggunakan kendaraannya. Diantaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin tetap bertenaga, serta asap buangan knalpot tetap bersih meski pada RPM tinggi.(RI)