JAKARTA – Kelanjutan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) ternyata masih belum signifikan. Hal ini lantaran PT Chevron Pacific Indonesia sedang mempersiapkan langkah untuk melepas sebagian hak partisipasi (Participating Interest/PI) di proyek IDD

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan Chevron telah melaporkan status kelanjutan IDD kepada pemerintah. Chevron sebagai kontraktor akan melanjutkan pembahasan revisi rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) IDD tahap II setelah menyelesaikan pelepasan PI IDD.

“Sudah lapor ke pemerintah mau sharedown. Mudah-mudahan tahun depan (keputusan partner),” kata Djoko ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (31/12).

Chevron, lanjut Djoko, ingin berbagi risiko dalam mengembangkan proyek IDD. Apalagi ada beberapa lapangan yang belum diproduksi. Untuk tahap dua IDD, lapangan yang akan dikembangkan adalah Gendalo dan Gehem. “Sharing risk (berbagi risiko) saja, kan ada beberapa lapangan yang belum diproduksi,” ujarnya.

Jika sudah ada kejelasan pengembangan oleh Chevron, pemerintah tidak akan segan memberikan perpanjangan kontrak untuk mengerjakan proyek IDD. Proyek IDD akan habis masa kontraknya pada 2027-2028. “Kalau dikembangkan, ya kami perpanjang,” tegas Djoko.

Kepemilikan PI Chevron pada proyek IDD Gendalo-Gehem sebesar 63%. Sisanya, PI dikuasai mitra usaha seperti Eni, Tip Top, Pertamina Hulu Energi, dan Mitra Muara Bakau.

Proyek yang terdiri atas lapangan gas pada wilayah kerja eksplorasi Rapak dan Ganal di Selat Makassar tersebut telah dilakukan pembahasan mengenai keekonomian sejak 2008, namun sempat terhenti beberapa kali. IDD tahap pertama telah rampung dan berproduksi sejak Agustus 2016, yakni Lapangan Bangka.

Pengembangan Gendalo-Gehem termasuk pengembangan dua hub terpisah masing-masing memiliki FPU, pusat pengeboran bawah laut, jaringan pipa gas alam dan kondensat, serta fasilitas penerimaan di darat. Rencananya gas alam hasil produksi dari proyek IDD akan dijual untuk kebutuhan dalam negeri dan diekspor dalam bentuk gas alam cair.

Chevron sebelumnya menargetkan gas bisa menyembur dari proyek IDD tahap kedua dengan pengembangan Lapangan Gendalo dan Gehem pada periode 2023-2024. Proyek tersebut memiliki rencana kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47 ribu barel kondensat per hari.(RI)