JAKARTA – Setelah 75 tahun, listrik PT PLN (Persero) baru bisa menjangkau salah satu wilayah Indonesia terluar. Salah satunya adalah di Kecamatan Marore, Pulau Matutuang, Kabupaten Kepulauan Sangihe. Butuh waktu sekitar dua tahun bagi PLN untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Pulau Matututang.

Leo Maria Basuki Bremani, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo),  mengungkapkan untuk melistriki PLN membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Selain itu PLN juga membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 0,05 kilometer sirkuit (kms).

“Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2 kms dan gardu distribusi dengan kapasitas 50 kiloVolt Ampere (kVA),” kata Leo Maria Basuki Bremani, General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo), Senin (3/8).

PLN akan terus melakukan perluasan jaringan listrik seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat. Saat ini sistem kelistrikan di Pulau Matutuang baru beroperasi 6 jam, yakni dari pukul 18:00-00.00 WITA.

“Saat ini PLN sudah melakukan penyambungan listrik untuk 59 pelanggan dan masih ada potensi penambahan hingga 100 pelanggan. Ke depan waktu layanan juga akan kami tingkatkan secara bertahap,” ujar Leo .

Sebelum mendapatkan listrik PLN, warga Pulau Matutuang mendapatkan listrik melalui PLTS , akan tetapi PLTS tersebut mengalami gangguan. Selanjutnya beberapa warga kemudian menggunakan mesin genset, baik milik desa maupun pribadi untuk menghasilkan listrik.

Kecamatan Kepulauan Marore memiliki 10 pulau dan terbagi dari empat pulau berpenduduk, di dalamnya Marore, Kawio, Kemboleng,dan Matutuang. Sementara itu satu pulau lainnya seperti Mamanu, berpenghuni musiman dan lima pulau lainnya tak berpenghuni. Hingga Juli 2020, rasio elektrifikasi Provinsi Sulawesi Utara telah mencapai 99,23%.(RI)